Mohon tunggu...
Sutrisno
Sutrisno Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Komunitas

Entrepreneur tata graha akreditasi, sedang belajar di Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jamu dalam Pusara Swamedikasi Masyarakat

14 November 2019   00:04 Diperbarui: 14 November 2019   08:59 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen Pribadi

Indonesia dan kekayaan alam adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Kekayaan alam yang paling melekat dengan masyarakat tentu bukan minyak bumi, tambang emas, biji besi maupun tambang migas. 

Kekayaan alam itu berupa budaya tradisional yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Itu merupakan kekayaan yang paling unik. Budaya tradisional itu melekat dan bahkan masih mengakar di tengah gempuran gaya hidup modern yang semuanya berlabelkan 4.0. 

Saya sederhanakan, terdapat tiga budaya dasar yang pada turut mempengaruhi filosofi swamedikasi (pengobatan mandiri masyarakat) yakni minum vitamin, minum jamu dan bergerak.

Pertama minum vitamin, saya persempit dulu definisi operasionalnya, bahwa yang disebut dengan vitamin dalam konteks ini adalah segala asupan yang membuat badan memperoleh asupan gizi berlebih pada saat sakit.

Sumbernya bisa berbagai macam, bisa multivitamin jadi : semacam kombinasi vitamin C, vitamin B atau vitamin bermerk yang bisa didapatkan di apotek. 

Tahukah Anda bahwa minum vitamin sebagai penangkal sakit ini yang sudah membudaya sejak dulu dan sebenarnya merupakan prinsip pengobatan ala Indonesia yang khas dan berbeda dengan prinsip pengobatan ala barat?

Secara mendasar dari nenek moyang kita terdahulu sudah terbiasa melawan sakit dengan cara menguatkan badannya. 

Hal ini berbeda dengan filosofi pengobatan modern yang merespon setiap penyakit dengan menghantam penyakitnya.

Contoh, jika kita menggunakan pendekatan evidence based medicine maka yang kita konsumsi adalah parasetamol, atau asam mefenamat, atau analgesik lain yang bekerja secara simtomatis untuk mengurangi gejala tersebut. 

Dalam budaya tradisional itu tidak selalu berlaku. Kuatkan saja badannya dulu, makanya ketika kita sakit sudah hampir pasti anjuran dari orangtua kita adalah makanlah yang cukup, nanti kamu akan kemringet (keluar keringat) dan sembuh. 

Dan bentuk makanan yang dianjurkan biasanya adalah makanan pedas, berprotein hewani cukup misalnya sate kambing, tongseng ayam, atau bebek goreng.

Nah, jika tidak mempan baru pergilah ke pak mantri. Maknanya ya pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan obat pereda gejala yang dideritanya.

Kedua, minum jamu. Salah kaprah memang, pokoknya yang ber-embel-embel tradisional biasanya disebut jamu. Inilah yang akhirnya jamu semacam memiliki kedudukan khusus dalam kultur pengobatan di Indonesia.

Sebenarnya dalam penggolongannya, obat berbahan tradisional (obat alam) digolongkan menjadi tiga macam yakni jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan dari bahan -- bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan.

Satu jenis jamu dapat terdiri dari 5-10 tanaman obat. Jamu tidak melewati pembuktian ilmiah, tetapi hanya berdasarkan bukti empiris.

Walaupun begitu, jamu yang pada umumnya diproduksi harus memenuhi persyaratan yang sama, yaitu aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu baik.

Kata kuncinya: bukti empiris, jamu tidak boleh mengklaim dirinya sebagai "obat asam urat, jamu asam urat, obat hipertensi, dan jamu diabetes dan lain-lain.

Jika ada produk yang mengaku jamu namun di kemasannya mencantumkan bahasa-bahasa medis seperti itu hampir bisa dipastikan itu ilegal atau tidak terdaftar.

Karena sesuai aturannya, jika produk jamu didaftarkan di Badan POM mengandung kalimat-kalimat tersebut sudah hampir pasti ijin edarnya tidak akan keluar.

 Obat Herbal Terstandar (OHT). 

Obat herbal terstandar merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral. 

Berbeda dengan jamu, OHT telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui beberapa uji pra klinis. Uji tersebut adalah uji penerapan standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, uji higenitas, serta uji toksisitas. 

Dalam proses pembuatan OHT, dibutuhkan peralatan yang tidak sesederhana dalam pembuatan jamu serta tenaga kerja-nya harus benar -- benar menguasai Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). 

Salah satu contoh OHT yang banyak beredar di pasaran adalah Sirup Herbal Antangin Jrg yang diproduksi oleh PT Deltomed Lab yang komposisinya terdiri dari beberapa ekstrak tanaman seperti Zingiberis rhizoma (jahe), Panax gingseng, Blumeae folium dan ekstrak tanaman yang lain. Kata kuncinya : OHT = jamu yang telah melalui tahapan penelitian (uji pra klinis)

Fitofarmaka. Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan diuji praklinis dengan hewan percobaan dan telah melalui uji klinis pada manusia serta bahan baku dan produknya telah terstandardisasi. 

Fitofarmaka merupakan obat yang biasa disejajarkan dengan obat modern selain itu fitofarmaka juga mulai direkomendasikan oleh dokter karena perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar, memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan pasien.

Hal ini dapat dibuktikan karena fitofarmaka dalam produksinya telah beberapa uji, yakni uji toksisitas untuk mengetahui efek yang beracun dalam zat berkhasiat, uji farmakologi eksperimental yakni pengujian pada hewan percobaan untuk memastikan khasiat fitofarmaka, dan uji klinik fitofarmaka yakni pengujian pada manusia untuk mengetahui atau memastikan adanya efek farmakologik, tolerabilitas, keamanan, dan manfaat klinik untuk pengobatan atau pencegahan gejala penyakit.

Salah satu contoh fitofarmaka yang populer adalah Stimuno yang diproduksi oleh PT Ferron Par Pharmaceuticals. 

Stimuno terdaftar sebagai fitofarmaka kerena dibuat dari ekstrak Meniran Phyllanthus nirurisebagai imunomodulator (memperbaiki sistem imun) yang telah terstandardisasi dan telah melalui uji pre-klinik dan uji klinik. 

Kata kuncinya : Fitofarmaka = jamu yang telah melalui tahapan penelitian klinis (uji klinis). Secara kemasan, produk fitofarmaka boleh menggunakan klaim dengan bahasa medis.

Sumber foto : Dokumen Pribadi
Sumber foto : Dokumen Pribadi
Ketiga yakni bergerak. Terlepas dari adanya program aktifitas fisik minimal 30 menit sehari yang dicanangkan Germas dari Kementerian Kesehatan, bergerak adalah budaya asli kita. 

Bergerak di sini artinya bahwa ketika sakit, atau kurang enak badan bukan berarti kita boleh untuk bermalas-malasan. Bergerak bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas, baik yang menunjang pekerjaan sehari-hari maupun yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

B ergerak secara proporsional dilakukan, misalnya, dengan menyiram tanaman, jogging, bersepeda dan berbagai aktifitas lain yang sifatnya non-kompetitif.

Berikut ini aksi cerdas yang harus anda lakukan ketika sakit dan memutuskan untuk memilih jamu sebagai alternatif tindakan swamedikasi (pengobatan mandiri):

  • Kuatkan badan, jaga kondisi tubuh dengan suplemen, vitamin dan asupan makanan yang harus lebih dari saat kita sehat
  • Pastikan selalu membeli obat di tempat yang legal yakni apotek. Dengan membeli di apotek, resiko Anda mendapat jamu palsu, jamu abal-abal dan jamu tidak terdaftar sangat minim karena pengawasan peredaran obat termasuk obat tradisional yang dilakukan pemerintah sangat ketat
  • Kenali jamu yang hendak Anda beli, jika Anda ragu atau belum tahu, tanyakan pada apotekernya.
  • Jangan malas bergerak. Usahakan selalu melakukan aktifitas fisik yang cukup.

Percayalah, jika badan kita kuat dan selalu kita biasakan dengan kebiasaan hidup sehat, penyakit akan enggan masuk ke tubuh kita. Dan jangan lupa, bijak gunakan obat, tanya obat tanya apoteker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun