Mohon tunggu...
Sutrisno
Sutrisno Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Komunitas

Entrepreneur tata graha akreditasi, sedang belajar di Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Salah Kaprah Cara Menutup Mulut Saat Batuk dan Bersin

28 September 2019   22:55 Diperbarui: 28 September 2019   23:31 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Permenkes RI No. 27 /2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes

Sebagai negara beriklim tropis, tuberkulosis (TBC) dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menempati posisi 10 besar penyakit (kategori penyakit menular) bersama dengan beberapa penyakit lain seperti hipertensi, jantung koroner, stroke, diabetes mellitus dan diare (kategori penyakit tidak menular)

Tingginya angka kejadian penyakit TBC dan ISPA (khususnya batuk pilek atau influensa) ini selain dipengaruhi oleh faktor iklim tropis juga dipengaruhi oleh perilaku kesehatan masyarakat.

Hal ini dikarenakan TBC dan ISPA merupakan penyakit yang pola penyebarannya melalui udara, yakni melalui kuman yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin penderita ke udara yang selanjutnya berpindah kepada individu sehat di sekitarnya atau melalui mekanisme penularan droplet.

Di Indonesia, setiap 30 detik satu orang tertular TBC dan rata-rata 13 orang meninggal karena TBC. Indonesia menempati peringkat ke 3 dunia dalam kasus TBC dimana dalam setiap tahun ditemukan 842.000 kasus TBC di Indonesia  (sumber)

Salah kaprah yang membudaya :  menutup mulut dengan telapak tangan saat batuk
Banyak masyarakat belum memahami etika batuk dengan baik dan benar. Hal yang masih dianggap sepele yang sering kita jumpai diantaranya masih banyaknya penderita batuk yang menutup mulut dengan telapak tangan saat bersin atau batuk.

Padahal kita tahu bahwa telapak tangan yang digunakan untuk menutup bersin atau batuk dapat menjadi media yang sangat baik bagi penyebaran kuman penyakit.

Kebiasaan-kebiasaan buruk lain yang masih membudaya dalam masyarakat :

  • Menutup mulut dengan telapak tangan saat batuk atau bahkan banyak yang tidak menutup hidung
  • Tidak mencuci tangan setelah menutup mulut saat batuk, tangan yang telah terkontaminasi oleh kuman penyakit ini dapat menyebar melalui makanan (yang dipegang), melalui aktivitas berjabatan tangan maupun bentuk kontak fisik lainnya.
  • Membuang ludah batuk di sembarangan tempat. Kuman penyakit dalam ludah bisa tahan berjam-jam dan bisa menularkan penyakit ke sekitar.
  • Membuang tissu bekas pakai penutup batuk atau bersin di sembarang tempat.

Upaya pengendalian infeksi melalui perubahan perilaku saat batuk atau bersin.
Manajemen pengelolaan pencegahan infeksi ini menjadi perhatian serius pemerintah. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 27 tahun 2017 telah diatur Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan yang didalamnya terdapat upaya-upaya pencegahan penularan penyakit dalam kategori TBC yang kita bahas disini. 

Penyadaran dan edukasi mengenai pentingnya etika batuk dan bersin ini menjadi salah satu intervensi perilaku yang sangat penting dalam menekan tingginya angka kejadian TBC dan ISPA yang ada di Indonesia.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting dalam kaitannya melindungi pasien, pengunjung sarana pelayanan kesehatan (ketika di rumah sakit/puskesmas/klinik), maupun melindungi masyarakat di kehidupan sehari-hari ketika terlibat kontak di rumah atau di lingkungan tempat tinggalnya.

Melalui intervensi atau perubahan perilaku diharapkan dapat meningkatkan pemahaman yang komprehensif tentang tentang etika saat batuk dan bersin, pemahaman tentang resiko penularan virus, baik melalui udara maupun melalui tangan. 

Tujuan akhir yang diharapkan dari perubahan perilaku ini adalah menurunnya angka penyebaran penyakit yang pada akhirnya dapat menekan angka penyebaran TBC di Indonesia

Mengapa etika batuk menjadi sangat penting?
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang benar dengan menggunakan tissue, atau lengan baju agar bakteri tidak menyebar dan menular ke orang lain. Tujuan dari pembiasaan etika batuk ini adalah untuk mencegah penularan penyakit melalui udara bebas (droplet).

Tujuan substansial dari penerapan etika batuk ini adalah untuk melindungi orang-orang di sekitar penderita dari kuman yang berpotensi tertular kuman penyakit.

Bagaimana etika batuk yang benar?

  • Tutup hidung dan mulut menggunakan tissu, sapu tangan atau lengan baju bagian dalam
  • Segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
  • Cuci tangan menggunakan air bersih atau cairan cuci tangan berbasis alkohol
  • Gunakan masker.

Bagaimana cara mengenakan masker dengan benar?

  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Pastikan tangan anda bersih saat memegang masker
  • Cari sisi luar masker, umumnya masker terdiri dua warna hijau dan putih. Sisi luar masker adalah sisi yang berwarna. Sisi putih berada di dalam dan sisi putih inilah yang menempel langsung dengan kulit anda.
  • Sisi kawat masker adalah sisi yang menempel pada hidung anda. Jika anda menggunakan masker dengan tali, posisikan kawat hidung dengan menggunakan jari. Setelah masker menggantung, tarik dan kencangkan tali pengikat. Pastikan sisi bagian bawah masker mampu menutup mulut sampai ke dagu anda.
  • Untuk lebih merapatkan masker dengan hidung anda, cubit sisi kawat pada masker sehingga masker lebih rapat dan mampu melindungi anda dari kuman-kuman penyakit yang terbawa oleh udara.
  • Jangan membalik-balik masker
  • Efektifitas pemakaian masker hanya selama 3-4 jam atau maksimal 1 hari. Setelah itu Anda harus menggantinya dengan yang baru.

Dengan etika yang benar saat batuk dan bersin berarti kita telah turut menyelamatkan diri dan orang lain dari resiko penularan penyakit. Dan itu berarti pula kita telah turut berpartisipasi dalam menekan laju penyebaran TBC di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun