Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa yang berjumlah 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku jawa adalah kelompok terbesar yang ada di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41% dari total populasi.Â
Maka dari itu Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan yang meliputi kepercayaan, bahasa, dan adat istiadat. Kebudayaan sendiri merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa.
Indonesia juga memiliki beranekaragam budaya yang diwariskan secara turun temurun oleh berbagai macam suku dan etnis. Hal tersebut merupakan kekayaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.Â
Oleh karena itu, mewariskan budaya kepada generasi muda sangat penting karena mereka yang akan menyampaikan budaya tersebut pada generasi berikutnya. Kebudayaan dapat diwarisi jika dipelajari dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat,
Peran masyarakat dalam melestarikan budaya sudah sepatutnya dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Pada kenyataannya teknologi tidak selalu berdampak positif, adapula dampak negatif yang akan ditimbulkan. Salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan ialah semakin mengikisny a kebudayaan daerah dikarenakan masyarakat itu sendiri yang mulai mengabaikan bahkan melupakannya.
Generasi muda saat ini tentunya sangat berperan terhadap kelangsungan budaya yang sudah ada, mereka diharapkan mampu melestarikan bahkan mengembangkan budaya yang sudah ada dengan bantuan teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penting bagi generasi muda untuk mengetahui dampak buruk perkembangan teknologi sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan di masa yang akan datang.
Baca:Â Pentingnya Mempertahankan Adat dan Budaya Tanoh Alas
Salah satu bentuk pelestarian budaya telah dilakukan oleh PC IMM Jakarta Selatan dengan diadakannya Darul Arqam Madya (DAM) melalui Zoom Meeting. Kondisi pandemic Covid-19 rupanya tak menyurutkan niat baik aktivis dalam menebarkan kebaikan melalui ilmu pengetahuan. Darul Arqam Madya (DAM) yang telah dilaksanakan pada tanggal 3-6 Desember 2020 ini mengangkat tema "Paradigma Islam Transformatif dalam Bingkai Ijtihad Kemanusiaan"
Pada kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) kemarin kita dikenalkan dengan Antropologi dan Sosiologi Masyarakat Indonesia. Abdul Halim Sani selaku pemateri memaparkan bagaimana perbedaan budaya antara masyarakat kota dan desa. Pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi kita dalam menentukan cara melestarikan kebudayaan yang tepat agar sesuai dengan sasaran yang kita tuju.
Pada masyarakat perkotaan pemanfaatan teknologi tentunya sangat tinggi karena mereka menggunakannya sebagai salah satu kebutuhan hidup untuk berkerja, belajar bahkan ada juga yang hanya untuk bersenang-senang. Upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan kebudayaan adalah memperbayak perluasan literasi melalui website atau video yang mengenalkan kebudayaan Indonesia.
Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung berlebih dalam menggunakan teknologi. Masyarakat perdesaan masih banyak yang menganggap teknologi sebagai sesuatu yang hanya dipergunakan seperlunya bahkan ada yang tidak menggunakannnya sama sekali. Salah satu upaya pelestarian budaya yang dapat kita lakukan bisa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pengenalan budaya secara langsung melalui Lembaga pendidikan ataupun pada masyarakat sekitar.
PC IMM Jakarta Selatan mampu mengoptimalkan teknologi yang ada secara positif dengan diadakannya Kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) secara daring. Kegiatan tersebut hanyalah salah satu cara penyampaian informasi dari sekian banyaknya cara yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda maupun aktivis dalam pelestarian kebudayaan.
Pelestarian budaya dapat kita mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Selain pemanfaatan teknologi lembaga pendidikan dan organisasi pelajar juga dapat menjadi sarana dalam memperluas penyebaran budaya Indonesia. Hal tersebut diharapkan mampu menggurangi krisis pengetahuan tentang kebudayaan.
Pepatah mengatakan bahwa ilmu yang tak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah dalam artian kurang bermanfaat. Sebagai warga negara Indonesia tentunya kita tidak ingin kebudayaan yang telah ada dan diwariskan secara turun temurun ini dilupakan atau bahkan hilang. Maka dari itu kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya harus ada pada diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H