Stasiun televisi digital, tak usah malu mulai menyiapkan konten dengan konsep sindikasi produksi. Ini sebenarnya sama dengan prinsip economy sharing yang sedang jadi tren sekarang. Satu program premium televisi, pendanaannya dilakukan secara bersama oleh anggota asosiasi. Juga dijual bersama-sama. Ongkos produksi ditanggung bersama, salesnya pun didapat sama-sama. Ini terjadi di Amerika, istilah “network syndication” di Amerika lebih mengacu pada konsep pre-selling program-program yang ditanggung dan dijual bersama. Nilai investasi siapa yang terbesar lah yang akan menikmati “first run” tayangan atau tayang perdana. Sisanya akan menikmati “off net” atau rerun dari program yang dibuat secara sindikasi produksi ini.
Terakhir, afiliasi. Kenapa mesti banyak stasiun televisi tapi seragam dalam konten. Pilihan ke arah stasiun televisi digital sebenarnya tujuannya adalah pada segmentasi penonton yang bermuara pada keragaman kanal dan isi siaran yang kita saksikan. Penambahan spektrum frekuensi pada siaran digital harus memberi banyak keragaman informasi yang diterima khalayak. Jika memiliki kesamaan konsep berafiliasilah. Yang perlu dipahami teresterial digital hanya satu platform saja dari dunia digital yang tanpa batas. Perkembangan ke arah platform OTT (over the top) di layer distribusi juga akan membuat apakah spektrum frekuensi masih relevan atau tidak kelak. Jangan jadikan teresterial digital ini sebagai target bisnis satu satunya.
Perilaku konsumen media sudah berubah, televisi bukan satu satunya lagi platform di ranah audia visual. Ingat jumlah penonton YouTube sudah melibihi jumlah penonton televisi di primetime. Perilaku pengiklan pun sudah berubah. Media-media digital non teresterial menawarkan lebih banyak pilihan cara beriklan yang lebih atraktif dan mengena. Perilaku pengelola media pun harus berubah. Uji coba siaran digital ini menurut saya sekadar pelepas dahaga di tengah ketidakjelasan regulasi dan arah siaran televisi digital ini dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya. Jadi jangan senang dulu. (Ajp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H