Masyarakat adat telah menjaga tanah dan hutan sejak lama, jauh sebelum negara ini berdiri. Namun, kepentingan korporasi besar yang mengincar lahan adat sering kali menjadi penghalang bagi perlindungan mereka. Sugeng mengingatkan bahwa perjuangan untuk hak masyarakat adat tidak boleh padam. "Tanah adat adalah identitas dan kehidupan mereka. Jika tidak dilindungi, maka kita sedang menyaksikan genosida budaya secara perlahan," tegasnya.
Kebijakan yang Pro-Rakyat
Meski ada kritik tajam, Sugeng tetap mengapresiasi beberapa kebijakan pemerintah, seperti program makanan bergizi yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, ia mempertanyakan sumber pendanaan program tersebut.
Menurut Sugeng, solusi terbaik bukanlah menaikkan pajak yang justru memberatkan rakyat, tetapi memberantas kebocoran anggaran akibat korupsi. Jika kebocoran tersebut dapat ditutup, banyak program kesejahteraan rakyat yang dapat berjalan tanpa harus membebani masyarakat dengan pajak tambahan.
Sugeng juga mengingatkan agar pemerintah tidak sekadar memberikan janji atau retorika kosong. "Kebijakan harus tunduk pada konstitusi dan benar-benar mengutamakan kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan segelintir elit," katanya.
Menggugah Kesadaran Kolektif
Pertemuan dengan Sugeng Teguh Santoso meninggalkan pesan yang kuat: perjuangan melawan korupsi dan ketidakadilan harus terus digaungkan. Ini bukan hanya tentang Sugeng atau segelintir individu, tetapi tentang kita semua. Bangsa ini membutuhkan keberanian untuk berdiri dan melawan segala bentuk penyimpangan.
Kini, pilihan ada di tangan kita. Apakah kita akan diam dan tunduk pada keadaan, atau bergerak bersama untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan bermartabat? Perjalanan ini memang tidak mudah, tetapi langkah kecil yang diambil dengan penuh keberanian dapat membawa perubahan besar.
Mari bergerak demi keadilan, karena masa depan bangsa ini ada di tangan kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI