Sepat, bagaikan mencicip buah tak cukup waktunya
Jiwamu meraung, sukmamu berteriak
Menegaskan kau tak sekokoh karangÂ
Engkau haus, dan mencari pelebur dari kabairmu
Namun, nasi telah menjadi bubur
Kau telah membuat game tanpa-Nya
Sehingga Iapun luput dan kau terjerat  oleh permainanmu sendiri
Akankah kau mampu  meluncurkan anak panah yang menusuk setiap sisi tubuhmu
Dan merasakan teduhnya secercah sinar untuk sisa waktu yang kau miliki?
Atau kau masih ingin meremukkan segala ciptaan-Nya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H