Makanan cepat saji telah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan makanan yang cepat dan praktis, banyak orang bergantung pada restoran cepat saji yang menawarkan berbagai hidangan yang menggugah selera. Namun, di balik kenyamanan dan kelezatan makanan cepat saji, terdapat bahaya tersembunyi yang perlu kita sadari, seperti kandungan bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam kemasan makanan tersebut, salah satunya adalah PFAS.
Dilansir dari laman itb.ic.id Bahaya PFAS Jika Masuk ke Tubuh Manusia, PFAS sendiri merupakan singkatan dari per- and polyfluoroalkyl substances, sebuah substansi kimia oleophobic (antiminyak) dan hydrophobic (antiair). Karena sifatnya, substansi ini banyak dimanfaatkan dalam industri elektronik, otomotif, hingga kesehatan. PFAS bahkan banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari.Â
Salah satunya pada teflon. Jika memasuki manusia dan hewan, PFAS dapat menimbulkan beberapa gejala efek samping, di antaranya gangguan hormon tiroid dan kanker.Â
Dilansir dari CNN News, 25 Maret 2022, (Link Berita), PFAS Sering disebut "Forever chemicals" karena tidak terurai di lingkungan, PFAS digunakan dalam kemasan makanan untuk mencegah minyak dan air meresap ke dalam bungkus makanan dan gelas minuman juga dapat ditemukan dalam tinta yang digunakan untuk mencetak logo dan instruksi pada wadah makanan.
PFAS ditemukan dalam kemasan makanan di sejumlah restoran cepat saji dan restoran cepat saji terkenal serta jaringan toko kelontong. Tingkat indikator tertinggi untuk PFAS ditemukan pada kemasan makanan dari Nathan's Famous, Cava, Arby's, Burger King, Chick-fil-A, Stop & Shop, Sweetgreen, dan akhir-akhir ini ditemukan di makanan cepat saji popcorn microwave.
PFAS dikenal memiliki sifat anti lengket yang sangat kuat, sehingga digunakan dalam kemasan makanan untuk mencegah makanan menempel pada wadahnya. Kehadiran PFAS dalam kemasan makanan cepat saji menjadi perhatian serius karena potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PFAS dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan kandungan PFAS dalam kemasan makanan cepat saji:
- Tumpahan PFAS ke dalam makanan: PFAS dapat bocor ke dalam makanan dari kemasan saat makanan dipanaskan atau kontak langsung dengan wadah yang mengandung senyawa tersebut. Paparan terhadap PFAS melalui makanan dapat menyebabkan penumpukan senyawa berbahaya di dalam tubuh seiring waktu.
- Dampak negatif pada sistem endokrin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa PFAS dapat mengganggu fungsi sistem endokrin dalam tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi regulasi hormon, yang berpotensi menyebabkan gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan gangguan perkembangan pada anak-anak.
- Risiko kanker: Beberapa studi juga telah mengaitkan paparan PFAS dengan peningkatan risiko terjadinya kanker tertentu, seperti kanker hati, kanker payudara, dan kanker testis. Meskipun hubungan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun perhatian terhadap dampak karsinogenik PFAS terus meningkat.
- Kerusakan organ: Paparan jangka panjang terhadap PFAS dapat berdampak negatif pada organ tubuh, terutama hati, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh. Ini dapat menyebabkan kerusakan organ, gangguan fungsi, dan penurunan sistem kekebalan, meningkatkan risiko penyakit serius.
Lalu Apa Dampaknya bagi Kesehatan?
Salah satu risiko kesehatan yang paling serius terkait dengan PFAS adalah dampaknya pada sistem endokrin, sistem kekebalan tubuh, dan risiko perkembangan penyakit tertentu. Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PFAS dapat berhubungan dengan masalah hormon, penurunan kualitas sperma pada pria, penundaan perkembangan pada anak-anak, serta peningkatan risiko kanker, gangguan tiroid, dan masalah hati.
Masalahnya adalah bahwa PFAS dapat bocor dari kemasan makanan ke dalam makanan yang dikonsumsi. Ini terutama terjadi ketika makanan cepat saji dipanaskan atau terkena lemak dan minyak, karena zat kimia ini cenderung larut dalam lemak. Saat makanan terkontaminasi PFAS dikonsumsi, senyawa tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menumpuk dalam jaringan tubuh seiring waktu.
Apa Usaha yang Dilakukan oleh Negara?
Dilansir dari laman itb.ic.id, Bahaya PFAS Jika Masuk ke Tubuh Manusia,
Negara-negara kawasan Asia Tenggara sendiri telah menemukan kasus kontaminasi PFAS yang bervariasi. Thailand telah mendeteksi kasus pada air minum, air keran, air permukaan, dan air tanah. Indonesia telah menemukan kasus kontaminasi pada air limbah dan pesisir pantai. Salah satu literatur oleh Brigden et al mencatat keberadaan PFAS pada air limbah tekstil di Kota Bandung.
Sejak penciptaanya pada 1940-an, sudah banyak regulasi yang mengatur peredaran PFAS untuk kepentingan kesehatan, termasuk yang diterbitkan pemerintah Indonesia. Kementerian Pertanian telah melarang penggunaan salah satu jenis PFAS, yaitu PFOS dalam pestisida. Regulasi mengenai konsentrasi PFOS dalam produksi tekstil juga telah diterbitkan Kementerian Perindustrian.
Penanganan untuk mengendalikan keberadaan PFAS telah banyak dilakukan. Metode filtrasi membran dilakukan secara konvensional termasuk osmosis terbalik menggunakan membran semipermeabel yang menyaring ion, termasuk PFAS. Sekarang ini juga sedang dikembangkan metode Thermal Desorption yang memanfaatkan kalor tinggi untuk menguapkan kontaminan.
Bagaimana Cara Menghindar dari Bahaya PFAS?
Bagaimana kita dapat melindungi diri kita dari bahaya PFAS dalam kemasan makanan cepat saji? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
- Menghilangkan pengunaan bahan kimia PFAS saat produksi kemasan makanan.Â
- Segera mengeluarkan makanan dari kemasan setelah kamu menerimanya.Â
- Pastikan tidak memanaskan kembali makanan yang dibungkus dengan kemasan cepat saji.Â
- Mengurangi konsumsi makan cepat saji. Paling tidak seminggu hanya sekali. Lebih baik untuk membuat makanan di rumah.
- Waspada pada kemasan yang mengklaim ramah lingkungan, karena tidak menjamin produk tersebut bebas PFAS.Â
- Pilih makanan segar: Lebih baik memilih makanan segar dan alami daripada makanan cepat saji. Makanan segar memiliki kemungkinan lebih kecil terkontaminasi dengan PFAS.
- Bungkus ulang makanan: Jika Anda membeli makanan cepat saji dan ingin membawanya pulang, sebaiknya bungkus ulang makanan tersebut dengan wadah yang aman, seperti kaca atau stainless steel.
- Hindari pemanasan makanan di dalam kemasan: Jangan memanaskan makanan cepat saji langsung di dalam kemasan plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H