Mohon tunggu...
apit insasi
apit insasi Mohon Tunggu... -

saat ini sedang kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye-Para Calon Wakil Rakyat

3 April 2014   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMILU untuk memilih wakil rakyat kini tinggal menghitung hari. Tetapi apakah seluruh rakyat Indonesia telah siap untuk memilih? Atau mungkin masih “galau” mau pilih yang mana? Saat-saat ini seluruh partai politik tengah melakukan kegiatan kampanye untuk menarik para pemilih, tetapi cara kampanye mereka efektifkah dalam meraih hati para pemilih untuk memberikan suaranya pada calon wakil rakyat yang diusung oleh suatu partai politik? Ada banyak sekali cara kampanye yang dilakukan oleh para calon wakil rakyat dari berbagai partai politik, salah satu contohnya adalah dengan berkeliling kota dengan mengenakan kaos seragam dari partai politik yang diusungnya, membawa bendera partai politik, dan dengan kendaraan bermotor seperti sepeda motor yang knalpotnya “bocor”.

Jika dilihat dari ke efektifannya, hal ini diragukan. Bahkan jika dilihat dari ketertiban dalam berkendara, hal tersebut sangat jauh dari kata tertib. Banyak dari pengendara yang tidak mengenakan helm, tongkat bendera yang dibawa berpotensi membahayakan pengendara lain. Dengan cara berkendara yang tidak tertib ini mengakibatkan pada kemacetan karena para simpatisan memenuhi sebagian badan jalan, hal ini jelas merugikan para pengguna jalan yang lain. Jika dilihat dari segi lingkungan, polusi udara semakin meningkat karena kebanyakan sepeda motor yang knalpotnya “bocor” itu pembakarannya kurang baik, selain itu suara keras yang dikeluarkan juga sangat mengganggu belum lagi tambahan suara dari klakson yang terus dibunyikan. Dilihat dari segi ekonomis pun tidak ada untungnya, berapa banyak dana yang harus dikeluarkan untuk membuat perlengkapan parpol dan untuk membayar atau biasanya disebut dengan “uang ganti bensin” untuk para simpatisan yang ikut kampanye tersebut, tentunya uang tersebut tidak sedikit. Apakah yang demikian bisa disebut sebagai calon wakil rakyat yang dapat memimpin rakyat? Saya pikir tidak, karena untuk memimpin para simpatisan yang jumlahnya tak lebih banyak dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rakyat di daerahnya saja belum dapat menciptakan ketertiban, apa lagi untuk memimpin seluruh rakyat.

Andaikan lebih bijak, materi yang dikeluarkan untuk hal-hal yang kurang positif tersebut bukankah akan lebih baik untuk membangun daerah-daerah yang membutuhkan. Seluruh tenaga yang ada digunakan untuk membantu pembangunan daerah, bukan untuk bekeliling kota yang mengakibatkan kerugian dimana-mana. Bukankah yang seperti itu yang lebih dibutuhkan para rakyat, yakni kemajuan bagi daerahnya dan kemajuan bagi masyarakatnya. Yaah, tapi inilah fakta yang ada sekarang ini, mungkin memang wajar jika banyak rakyat Indonesia yang masih “galau” dalam menentukan pilihannya, hal ini terjadi akibat menurunnya kepercayaan terhadap kualitas para calon pemegang pemerintahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun