Mohon tunggu...
APIT
APIT Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Pecinta Alam

Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merajalelanya Hallyu K-Pop di Indonesia

25 Oktober 2021   01:28 Diperbarui: 25 Oktober 2021   01:36 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Memiliki bakat yang luar biasa

Setiap idol pasti memiliki bakat dan kemampuan masing-masing. Tak hanya bisa bernyanyi dan menari, mereka juga bahkan bisa melakukan hal yang lain seperti akting, presenter, olahraga, berbahasa asing, dan lainnya. Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa banyak yang menggemari idol Kpop.

5. Menginspirasi Banyak Orang

Seperti yang kita tahu, di setiap lagu-lagu dari mereka memiliki arti tersendiri bagi para fans. Makna itulah yang bisa menginspirasi banyak orang dan menjadi penyemangat untuk diri sendiri. Tidak berhenti pada lagu dan maknanya, bahkan perjalanan mereka sebelum menjadi idol juga bisa jadi inspirasi dan motivasi.

Banyak pendapat mengenai positif atau negatif dari menjadi seorang penggemar idol K-Pop, dilansir dari CNN Indonesia, menurut Dosen Universitas Atma Jaya Jakarta praktisi dan akademisi psikologi Vierra Adella menyebutkan, dirinya kerap menemukan berbagai kasus yang sebagian besar melibatkan anak di bawah umur, mereka keranjingan konten hiburan Korea hingga menimbulkan masalah perkembangan psikologis atau pun dalam kehidupan mereka.

cr : idntimes
cr : idntimes

Adella menilai bahwa konten hiburan yang dibawa tren hallyu ini lebih banyak menyebabkan fungsi otak pada remaja yang rentan menjadi pruning alias penurunan fungsi akibat terputusnya neuron karena tidak digunakan. "[Konten] Korea lebih banyak ke hiburan kan? Hiburan sebenarnya ada porsi yang dibutuhkan oleh manusia. Nah di [hiburan] Korea ini porsi hiburannya melebihi porsi untuk otak produktif," kata Adella. "Jadi, berpikir waras dengan khayalan, porsinya tidak imbang. Makanya temuan-temuan [kasusnya] yang paling banyak, yang fanatik ini," lanjutnya.

Mantan penyanyi Shelomita memiliki pandangan berbeda. Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak K-Popers, wanita yang kerap disapa Mita ini beranggapan konten hiburan Korea masih memiliki nilai positif terhadap anaknya. Ia mengaku tak terlalu khawatir terkait kesukaan anak-anaknya terhadap K-Pop. "Buat saya, contoh atau inspirasi yang bagus buat mereka melihat kehidupan para pemain atau penyanyi K-Pop ini mencapai kesuksesan mereka, itu bukan hal yang mudah," kata Shelomita.

Namun ia mengakui bahwa dirinya menerapkan sejumlah aturan bagi anak-anaknya terkait mengakses aneka hiburan Korea tersebut, mulai dari durasi menonton YouTube, penegasan jam belajar, hingga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya batasan anggaran untuk 'kesenangan' Korea ini.

Pada akhirnya yang bisa kita lakukan adalah mengambil hal positif dari K-Pop dan meninggalkan hal negatif yang ada, seperti dilansir dari Topkarir, beberapa hal yang bisa kamu pelajari dari idol K-Pop :

cr : hipwee
cr : hipwee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun