Mohon tunggu...
ACHMAD PISERA
ACHMAD PISERA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa 23107030144 UIN Sunan Kalijaga

kunci keberhasilan adalah tidak menyerah dan ingin mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jaringan Bintang Era Baru dalam Kemajuan Zaman Teknologi

26 Mei 2024   23:33 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak yang telah membahas Starlink milik Elon Musk. Namun, masih banyak yang belum mengetahui layanan jaringan di tengah -tengah kemajuan teknologi yang cepat saat ini. Struktur Starlink yang berlokasi di Indonesia dimulai langsung oleh CEO SpeceX dan Tesla. Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil dan cepat menjadi semakin penting.

Starlink adalah proyek ambisius dari SpaceX, yang muncul sebagai solusi inovatif yang menjanjikan. akses Internet global berkecepatan tinggi dan latensi rendah. Dengan visi untuk menggambarkan setiap sudut bumi, Starlink berpotensi mengubah lanskap komunikasi global. Starlink sendiri sudah mulai masuk ke Indonesia sejak November 2022, namun belum tersedia untuk pelanggan. Starlink telah memulai program business-to-business (B2B) dengan Telkom Satelit Indonesia dan Smartfren untuk penggunaan satelit Star Link. Diluncurkan pada tahun 2024, Starlink akan resmi beroperasi di Indonesia, membawa angin segar bagi wilayah yang sebelumnya tidak dapat diakses layanan internet berkecepatan tinggi. Peluncuran ini menandai tidak adanya hal penting dalam upaya pemerintah meningkatkan konektivitas nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Starlink adalah jaringan satelit yang dikembangkan oleh SpaceX dengan tujuan menyediakan layanan Internet berkecepatan tinggi ke seluruh belahan dunia, termasuk daerah terpencil yang sulit dijangkau dengan infrastruktur tradisional.

Proyek ini dimulai dengan visi memperluas akses Internet dan mendukung komunikasi global tanpa batas. Jaringan Starlink terdiri dari ribuan satelit yang beroperasi di orbit rendah bumi (LEO), yang memungkinkan mereka menyediakan layanan dengan latensi lebih rendah dibandingkan satelit geostasioner. Satelit-satelit ini dirancang untuk bekerja sama dengan konstelasi, menciptakan jaringan yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan tinggi. Starling mengklaim memiliki akses internet yang cepat dan jangkauan yang luas hingga kedaerah terpencil, termasuk daerah 3T (negatif, ekstrim, dan eksternal), yang juga memberikan berbagai keuntungan bagi penggunanya, termasuk transmisi data yang lebih cepat, latensi tinggi dan rendah, yang merupakan aplikasi yang sangat penting. seperti telemedis, pembelajaran online, dan perdagangan digital. Selain itu, kemudahan dan instalasi penggunaan menjadikan Starlink pilihan yang tepat bagi banyak orang. Meski Starlink menawarkan banyak keuntungan, namun ada juga tantangan yang harus dihadapi, seperti biaya tinggi dan potensi masalah terkait polusi cahaya dan kepadatan satelit di luar angkasa.

SpaceX terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui inovasi teknologi dan kolaborasi dengan regulator dan komunitas luar angkasa. Dengan kemampuannya dalam menyediakan akses internet hingga pelosok, Starlink dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari peluncuran dan pengoperasian satelit dalam jumlah besar. Starlink menjanjikan masa depan di mana setiap orang, di mana pun, dapat terhubung ke dunia melalui Internet berkecepatan tinggi. Seiring dengan berkembangnya jaringan ini, kita dapat mengharapkan adanya perubahan besar dalam cara kita berkomunikasi, belajar, dan berbisnis. Starlink bukan sekadar proyek teknis, namun merupakan langkah maju dalam bidang konektivitas dan inklusi.

Meskipun Starlink di satu sisi dapat membantu menjembatani kesenjangan digital dengan menyediakan akses internet hingga ke daerah-daerah terpencil, disisi lain juga dapat memperlebar kesenjangan digital antara masyarakat mampu dengan masyarakat tidak mampu. Dalam Harga berlangganan dan biaya pemasangan yang cukup tinggi mungkin membuat akses Internet melalui Starlink tetap tidak terjangkau bagi sebagian orang.

Melalui situs resminya, Starlink Indonesia menawarkan berbagai paket pribadi dan bisnis berdasarkan kebutuhan. Untuk tujuan menyambung ke tempat tertentu, melakukan perjalanan dan perjalanan di darat serta menyambung dengan udara dan udara. Harga yang ditawarkan bisa sangat mahal dan belum termasuk peralatan akhir yang digunakan untuk menerima sinyal satelit.

Namun jika dilihat dari segi keuntungan dan manfaatnya bagi para pengusaha, perusahaan atau perusahaan yang membutuhkan koneksi di daerah yang tidak terjangkau sinyal jaringan atau melalui Kabel Internet tidaklah membosankan, apalagi biayanya akan sangat mahal. termasuk dalam kinerja perusahaan atau perusahaan. Itu semua tergantung pada kebutuhan individu. Bagi yang tinggal di perkotaan yang sudah tersedia Internet, gunakan saja layanan Internet nasional. Dan Starlink cocok untuk perkotaan dan terpencil serta sektor komersial dibanding personal. 

Perbedaan Jaringan Bintang (Starlink) dengan Layanan Jaringan Biasanya yang ada di Indonesi

Starling merupakan bagian dari lini produk SpaceX yang telah mengambil banyak keputusan bisnis untuk membentuk masa depan dunia melalui pengembangan teknologi. Menggunakan satelit konstelasi yang berbasis di orbit rendah Bumi (LEO) antara 340 dan 1.000 kilometer di atas Bumi untuk menjangkau daerah terpencil tanpa jaringan serat optik. Data internet dari bumi dikirim ke satelit melalui radio gelombang, itulah sebabnya banyak orang menyebut Starlink Skyline Internet.

Dengan ribuan satelit yang beroperasi secara bersamaan, Starlink mampu menawarkan bandwidth lebih tinggi dan kecepatan internet cepat hingga 220 mpbs, tidak hanya di darat, tetapi juga untuk perjalanan udara dan laut atau kapal pesiar. Sejak peluncuran satelit Starlink pertama kali pada tahun 2019, jaringan satelit Starlink telah berkembang menjadi lebih dari 5.000 satelit di orbit rendah Bumi. Dan kedepannya akan terus ditambah hingga 12.000 satelit. Hal ini sejalan dengan keinginan Elon Musk untuk menggunakan satelit Starlink untuk menghubungkan seluruh dunia dengan Bumi.

Karena dari website satelit map.space kita dapat langsung melihat bahwa bintang-bintang dari satelit Starlink saat ini sedang bekerja di orbitnya dan kita melihat bahwa satelit Starlink telah menutupi hampir seluruh permukaan bumi. Dengan mengklik lokasi satelit, kita bisa langsung mendapatkan informasi detail tentang satelit, mulai dari nomor, lokasi, tanggal peluncuran, dan lokasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun