Mohon tunggu...
Aming
Aming Mohon Tunggu... Lainnya - Pemilik Website www.infokita17.com

saya ingin menulis tentang apa yang saya pikirkan saja, boleh di follow jika suka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alur Produksi dan Pemasaran Kerang Mutiara dan Rumput Laut di Perairan Kepulauan Saseel, Kecamatan Sapeken

28 Agustus 2024   15:08 Diperbarui: 28 Agustus 2024   15:09 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. rumput laut jenis sp nosum (dokpri)

Credit : Tim Kampestan Social Expedition VOL.7

1. Pendahuluan

Pulau Saseel merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di Madura Kepulauan, Pulau Saseel merupan bagian dari Desa Saseel, tepatnya di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Luas wilayah mencapai 4.52988 km2 dengan garis pantai sepanjang 9,859 km, terletak di sepanjang Pulau Saseel. Keberagaman hayati laut di Pulau Saseel, Kecamatan Sapeken yang melimpah, dengan berbagai jenis kerang mutiara seperti kerang mutiara hitam, putih, dan merah serta berbagai spesies rumput laut seperti Sagasum, Kotoni, Sp nosum, Menambah nilai strategis untuk pengembangan industri ini.

Potensi tersebut tidak hanya menawarkan kesempatan untuk menciptakan industri budidaya yang menguntungkan tetapi juga berkelanjutan, berkontribusi pada ekonomi maritim dan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik. Keanekaragaman spesies ini memberikan peluang untuk penelitian lebih lanjut dan inovasi dalam budidaya, serta mendukung upaya konservasi yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan pendekatan yang tepat dan pengelolaan yang berkelanjutan, sektor budidaya kerang mutiara dan rumput laut dapat memainkan peran kunci dalam memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir, dan memperbaiki kesehatan ekosistem laut di Desa Saseel.

Dalam konteks kesejahteraan masyarakat pesisir, pengembangan budidaya kerang mutiara dan rumput laut menawarkan manfaat yang sangat signifikan. Kerang mutiara, dengan nilai ekonomis yang tinggi, memiliki potensi untuk menjadi sumber pendapatan utama bagi nelayan lokal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara substansial (Dumgair et al., 2023). Di sisi lain, rumput laut, yang memiliki berbagai aplikasi mulai dari bahan makanan hingga kosmetik dan pupuk, berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan kontribusi ekonomi yang berarti bagi komunitas pesisir (Fatmala et al., 2023). Jika sektor ini dikelola dengan baik, pengembangan industri budidaya kerang mutiara dan rumput laut tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi juga membuka peluang usaha baru, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat pesisir secara keseluruhan.

Namun, pengembangan industri kerang mutiara dan rumput laut di Indonesia tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah ketidakstabilan kualitas produk, yang sering kali disebabkan oleh variasi kondisi lingkungan di lokasi budidaya. Selain itu, keterbatasan infrastruktur, seperti fasilitas pengolahan yang belum memadai dan kurangnya teknologi modern, menjadi hambatan signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

2. Kondisi dan Produksi Rumput Laut

Rumput laut merupakan salah satu komoditas kelautan yang sangat berperan penting dalam perekonomian masyarakat di Desa Saseel, berfungsi tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai bahan baku dalam berbagai industri seperti kosmetik dan pupuk. Berdasarkan grafik 1, produksi rumput laut tetap stabil dengan siklus panen yang teratur setiap bulan, menghasilkan sekitar 2 ton per panen. Meskipun volume produksi stabil, harga rumput laut mengalami fluktuasi yang cukup tajam dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022, harga melonjak hingga mencapai Rp 5.000 per kilogram, namun mengalami penurunan drastis pada tahun 2023 menjadi Rp 1.800 per kilogram. Penurunan harga berlanjut pada tahun 2024, dengan harga mencapai Rp 1.600 per kilogram.

Fluktuasi harga ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi para petani rumput laut, yang harus menghadapi ketidakpastian dalam pendapatan dan merencanakan strategi pemasaran yang lebih adaptif. Penurunan harga yang signifikan memerlukan analisis mendalam mengenai penyebabnya, yang bisa mencakup perubahan permintaan pasar, kondisi lingkungan, atau faktor produksi. Untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan keberlanjutan ekonomi, penting bagi pelaku industri untuk menerapkan strategi mitigasi risiko, meningkatkan efisiensi produksi, dan menjajaki peluang diversifikasi pasar yang lebih stabil.

Penurunan harga rumput laut yang signifikan kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan. tentang fluktuasi harga ikan mengidentifikasi beberapa faktor utama yang memengaruhi harga komoditas laut, termasuk musim penangkapan, fluktuasi dalam produksi, dan keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Dalam konteks rumput laut, penurunan harga yang drastis mungkin berkaitan dengan peningkatan volume produksi yang melebihi kapasitas permintaan pasar. Selain itu, kondisi musim yang kurang mendukung dapat mempengaruhi kualitas rumput laut, Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi petani dan pelaku industri rumput laut untuk mengimplementasikan strategi manajemen produksi yang lebih efektif dan melakukan analisis pasar yang mendalam guna menstabilkan harga dan meningkatkan keuntungan.

3. Produksi Rumput Laut

Rumput laut di Kepulauan Saseel, Kecamatan Sapeken memiliki alur produksi yang sangat menarik, mulai dari proses pembibitan hingga pemanenan. Rumput laut memasuki tahap pertama pembibitan dengan penempatan penanaman laut yang berada disebelah pinggir/ tengah laut dengan kedalaman 2 sampe 3 meter, rumput laut diikat ke tali dan 1 bibit bisa mencapat berat 25 Kg. Proses pembibitan ini memakan kurang lebih 1 bulan untuk kemudian tali rumput laut diangkat kemudian diganti dengan yang baru. Pergantian tali rumput laut dilakukan secara rutin tiap bulan agar hasil pembibitan berjalan dengan maksimal. Setelah rumput laut mencapai proses siap panen, rumput laut siap dipanen hingga mencapai kurang lebih 5 cm.

Gambar 1. pengangkatan rumput laut (dokpri)
Gambar 1. pengangkatan rumput laut (dokpri)

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut

Produksi rumput laut sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terutama kualitas air, arus, dan keberadaan sampah laut. Pada bulan Juni hingga Agustus, angin dari arah selatan membawa perubahan kualitas air yang dapat merusak rumput laut, menyebabkan penurunan hasil panen.

Selain itu, cuaca buruk pada periode ini juga menjadi kendala bagi nelayan dalam melakukan aktivitas budidaya.

Rumput laut biasanya dipanen satu bulan setelah pembibitan. Satu jaring yang digunakan untuk menanam rumput laut dapat menghasilkan sekitar 150 kilogram, dan biasanya terdapat sekitar tujuh jaring yang digunakan dalam satu kali budidaya. Bibit rumput laut diikat pada tali dengan berat sekitar 25 kilogram per bibit, dan proses pemanenan dilakukan dengan menggunakan metode pengangkatan bibit dari tali tersebut.

5. Lokasi dan Metode Penanaman

Penanaman rumput laut dilakukan di tengah laut pada kedalaman 2 hingga 3 meter. Metode ini dipilih karena memberikan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan rumput laut, terutama dalam hal pencahayaan dan sirkulasi air.

6. Pemasaran Rumput Laut

Rumput laut yang diproduksi di Indonesia terutama diekspor ke Surabaya dan Pulau Madura. Harga rumput laut basah di pasar lokal adalah Rp 1.600 per kilogram, sementara harga rumput laut kering mencapai Rp 15.000 per kilogram. Eksportasi rumput laut ini memberikan pendapatan yang signifikan bagi para petani dan nelayan, terutama ketika dipasarkan dalam bentuk kering.

Rumput laut yang diproduksi di Indonesia terutama diekspor ke Surabaya dan Pulau Madura. Harga rumput laut basah di pasar lokal adalah Rp 1.600 per kilogram, sementara harga rumput laut kering mencapai Rp 15.000 per kilogram. Eksportasi rumput laut ini memberikan pendapatan yang signifikan bagi para petani dan nelayan, terutama ketika dipasarkan dalam bentuk kering.

Gambar 2. penimbangan rumput laut (dokpri)
Gambar 2. penimbangan rumput laut (dokpri)

7. Jenis-Jenis Rumput Laut yang Diekspor

Terdapat beberapa jenis rumput laut yang dibudidayakan dan dipasarkan, di antaranya adalah:

  • Sargasum Musiman: Jenis rumput laut ini memiliki harga Rp 1.500 per kilogram dalam kondisi kering dan umumnya diekspor dalam bentuk mentah untuk digunakan sebagai bahan baku kosmetik.

Gambar 3. sarsagum musiman yang sudah kering (dokpri)
Gambar 3. sarsagum musiman yang sudah kering (dokpri)
  • Cotoni: Rumput laut ini dijual dengan harga Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kilogram dan diekspor dalam bentuk mentah atau diproses lebih lanjut sebelum diekspor. Masa panen Cotoni berlangsung dari bulan April hingga Oktober.

Gambar 4. rumput laut jenis contoni (dokpri)
Gambar 4. rumput laut jenis contoni (dokpri)
  • Sp Nosum (Rumput Laut Putih): Jenis ini dibudidayakan dan alami, dengan harga Rp 4.000 per kilogram.

Gambar 5. rumput laut jenis sp nosum (dokpri)
Gambar 5. rumput laut jenis sp nosum (dokpri)

Pengumpulan rumput laut biasanya dilakukan setiap 15 hari sekali, dengan hasil yang bisa mencapai 10 ton untuk jenis Cotoni. Pemanenan paling ideal dilakukan pada 40 hari setelah penanaman, namun dalam skala besar, proses ini bisa berlangsung hingga 50-60 hari.

8. Produksi dan Pemasaran Kerang Mutiara

Kerang mutiara dibudidayakan melalui proses penyuntikan nukleus ke dalam cangkang kerang, yang kemudian dibiarkan tumbuh selama beberapa tahun sebelum mutiara dapat dipanen. Proses ini memerlukan perawatan intensif terhadap kondisi air dan lingkungan budidaya untuk memastikan kualitas mutiara yang dihasilkan.

Mutiara yang dihasilkan diekspor ke pasar internasional, terutama ke negara-negara yang memiliki industri perhiasan besar. Harga mutiara sangat bervariasi tergantung pada ukuran, bentuk, dan kualitasnya, dengan mutiara berkualitas tinggi memiliki harga yang sangat tinggi di pasar global.

Kerang Mutiara KEPULAUAN SASEEL (dokpri)
Kerang Mutiara KEPULAUAN SASEEL (dokpri)
Kerang Mutiara KEPULAUAN SASEEL (dokpri)
Kerang Mutiara KEPULAUAN SASEEL (dokpri)

9. Kesimpulan

Produksi dan pemasaran kerang mutiara serta rumput laut memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat pesisir. Namun, keberhasilan budidaya dan pemasaran kedua komoditas ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, metode budidaya, serta dinamika pasar. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor ini, diharapkan para petani dan nelayan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun