Mohon tunggu...
Aming
Aming Mohon Tunggu... Lainnya - Pemilik Website www.infokita17.com

saya ingin menulis tentang apa yang saya pikirkan saja, boleh di follow jika suka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ziarah Kubur: Bid'ah atau Bukan?

18 Mei 2024   23:42 Diperbarui: 19 Mei 2024   19:41 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Anti Tazkiyatur Robihah 
Mahasiswa Magister Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Pernahkah Anda berziarah ke makam lalu menyaksikan lautan manusia yang khusyuk memanjatkan doa, mungkin terbesit pertanyaan di benak Anda, "Apakah mereka mendoakan orang yang telah meninggal atau justru meminta doa kepada penghuni kubur?". Pertanyaan-pertanyaan ini wajar muncul, mengingat banyak kesalahpahaman seputar ziarah kubur dalam Islam.

Mari kita luruskan fakta-faktanya:

Tujuan utama ziarah kubur adalah mendoakan orang yang telah meninggal. Bukan untuk mendoakan diri sendiri di kuburan. larangan untuk berdoa kepada selain Allah SWT (syirik) sangat tegas dan jelas. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Jinn (72:18):

 "Dan bahwasanya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada selain Allah sedikitpun."

Dalil ini menegaskan bahwa doa hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT dan tidak boleh kepada selain-Nya, termasuk kuburan atau makhluk lainnya.

Doa untuk orang yang telah meninggal pahala dan manfaatnya akan tetap sampai kepada mereka, sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an surah At-taubah ayat 103: "Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui"

Sejatinya Ziarah kubur adalah tradisi yang sangat umum di kalangan umat Muslim di Indonesia. Pada saat Lebaran atau hari-hari tertentu, banyak orang mengunjungi makam keluarga untuk berdoa dan mengenang mereka yang telah tiada. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ziarah kubur adalah bid'ah. Jadi, mana yang benar?

Tradisi ziarah kubur sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, bahkan sebelum Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-12. Setelah Islam masuk, tradisi ini terus berkembang dan sekarang telah menjadi bagian dari budaya spiritual masyarakat Muslim di Indonesia. Namun, ada perdebatan mengenai apakah ziarah kubur termasuk bid'ah atau bukan. Untuk memahami hal ini, kita perlu mengetahui apa itu bid'ah dan bagaimana pandangan islam tentag ziarah kubur.

Apa Itu Bid'ah?

Bid'ah adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada hal-hal baru dalam praktik ibadah yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW. Kata "bid'ah" sendiri berarti "inovasi" atau "pembaharuan". Ada dua jenis bid'ah: bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah dhalalah (sesat). Bid'ah hasanah adalah inovasi yang membawa kebaikan dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, sementara bid'ah dhalalah adalah inovasi yang menyesatkan dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Ziarah Kubur dalam Islam

Ziarah kubur merupakan kegiatan mengunjungi makam orang yang sudah meninggal, baik itu keluarga, temen, atau para tokoh agama. Tujuannya adalah untuk mendoakan mereka, mengingat kematian, dan memperkuat iman. Hal ini memicu beragam respon dari kalangan masyarakat. Beberapa kalangan meyakini bahwa ziarah kubur di perbolehkan dikarenakan mereka berpegang kepada Hadist Nabi SAW;

 "Sungguh dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur. (Kini) telah diijinkan bagi Muhammad untuk berziarah ke kubur ibunya. Maka berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat." (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa ziarah kubur memiliki manfaat spiritual, yaitu mengingatkan kita pada kehidupan akhirat dan kematian. Dengan mengingat kematian, kita diharapkan lebih sadar untuk mempersiapkan diri dengan amal ibadah.

Mengapa Ada yang Menganggap Ziarah Kubur Bid'ah?

Sebagian orang menganggap ziarah kubur sebagai bid'ah karena ada praktik-praktik tertentu yang dilakukan saat ziarah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, berdoa kepada orang yang sudah meninggal untuk meminta pertolongan, melakukan ritual-ritual khusus yang tidak ada tuntunannya dalam Islam, atau mempercayai bahwa orang yang sudah meninggal memiliki kekuatan untuk mengabulkan doa.

Praktik-praktik semacam ini memang tidak dianjurkan dalam Islam dan bisa dianggap bid'ah. Namun, ziarah kubur itu sendiri, jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, bukanlah bid'ah. Sebaliknya, ini adalah sunnah yang dianjurkan untuk mengingatkan kita pada kematian dan kehidupan setelahnya.

Cara Ziarah Kubur yang Sesuai dengan Ajaran Islam

Agar ziarah kubur tidak dianggap sebagai bid'ah yang sesat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Niat yang Ikhlas: Lakukan ziarah kubur dengan niat untuk mengingat kematian, mendoakan yang sudah meninggal, dan memperkuat iman.
  2. Doa yang Benar: Doakan keselamatan dan pengampunan bagi yang sudah meninggal. Jangan berdoa kepada mereka atau meminta pertolongan dari mereka.
  3. Sikap yang Baik: Jaga sikap dan perilaku saat ziarah. Jangan melakukan ritual atau tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Ziarah kubur adalah tradisi yang kaya makna dan sudah dilakukan oleh umat Muslim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meskipun ada yang menganggapnya bid'ah, banyak ulama yang berpendapat bahwa ziarah kubur bukanlah bid'ah jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.

Pada akhirnya, ziarah kubur bisa menjadi cara yang baik untuk mendoakan arwah, menghormati leluhur, dan mengingatkan diri kita akan kematian. Jadi, jika Anda ingin berziarah, lakukanlah dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran agama. Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih jelas dan mudah dipahami mengenai ziarah kubur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun