Mendidik anak yang keras kepala seringkali menjadi tugas yang menantang bagi orang tua.Â
Namun, seorang ahli pendidikan telah mengungkapkan sebuah pendekatan sederhana untuk mengajarkan pelajaran kepada anak yang sulit diatur tanpa menggunakan metode Sokrates yang konfrontasional.Â
Pendekatan ini didasarkan pada penelitian ilmiah yang menyelidiki efektivitas strategi pengajaran yang lebih empatik dan persuasif.
Dr. Emily Collins, seorang psikolog pendidikan ternama, telah melakukan studi yang melibatkan anak-anak yang memiliki sifat yang keras kepala.Â
Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa pendekatan persuasif yang fokus pada empati dan pemahaman lebih efektif daripada metode yang memaksa anak untuk berargumentasi.
Dalam menjelaskan pendekatan ini, Dr. Collins mengatakan, "Ketika menghadapi anak yang keras kepala, penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mereka. Anak-anak memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda, dan sebagai orang tua, kita harus mencoba memahami perspektif mereka."
Pendekatan ini melibatkan empat langkah yang saling terkait. Pertama, orang tua perlu mengambil waktu untuk berbicara dengan anak mereka dengan empati dan penuh perhatian.Â
Ini membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa didengar dan diperhatikan.
Selanjutnya, penting bagi orang tua untuk menggali lebih dalam tentang alasan di balik sikap keras kepala anak.Â
Bertanya dengan lembut dan memahami apa yang membuat anak itu merasa tegar dalam pendiriannya dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mendasari.
Setelah memahami perspektif anak, langkah berikutnya adalah mengajukan argumen yang mempertimbangkan kepentingan anak serta memberikan contoh-contoh yang relevan.Â
Dr. Collins menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang persuasif dan positif dalam mengajarkan pelajaran kepada anak.Â
Memberikan pemahaman dan alasan yang masuk akal dapat membantu anak melihat sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan perubahan perilaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H