Mohon tunggu...
Aming
Aming Mohon Tunggu... Lainnya - Pemilik Website www.infokita17.com

saya ingin menulis tentang apa yang saya pikirkan saja, boleh di follow jika suka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pelajaran Sederhana untuk Mengajari Anak yang Pemarah Tanpa Menggunakan Metode Sokrates

3 Juli 2023   21:30 Diperbarui: 3 Juli 2023   23:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mendidik anak yang keras kepala seringkali menjadi tugas yang menantang bagi orang tua. 

Namun, seorang ahli pendidikan telah mengungkapkan sebuah pendekatan sederhana untuk mengajarkan pelajaran kepada anak yang sulit diatur tanpa menggunakan metode Sokrates yang konfrontasional. 

Pendekatan ini didasarkan pada penelitian ilmiah yang menyelidiki efektivitas strategi pengajaran yang lebih empatik dan persuasif.

Dr. Emily Collins, seorang psikolog pendidikan ternama, telah melakukan studi yang melibatkan anak-anak yang memiliki sifat yang keras kepala. 

Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa pendekatan persuasif yang fokus pada empati dan pemahaman lebih efektif daripada metode yang memaksa anak untuk berargumentasi.

Dalam menjelaskan pendekatan ini, Dr. Collins mengatakan, "Ketika menghadapi anak yang keras kepala, penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mereka. Anak-anak memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda, dan sebagai orang tua, kita harus mencoba memahami perspektif mereka."

Pendekatan ini melibatkan empat langkah yang saling terkait. Pertama, orang tua perlu mengambil waktu untuk berbicara dengan anak mereka dengan empati dan penuh perhatian. 

Ini membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa didengar dan diperhatikan.

Selanjutnya, penting bagi orang tua untuk menggali lebih dalam tentang alasan di balik sikap keras kepala anak. 

Bertanya dengan lembut dan memahami apa yang membuat anak itu merasa tegar dalam pendiriannya dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mendasari.

Setelah memahami perspektif anak, langkah berikutnya adalah mengajukan argumen yang mempertimbangkan kepentingan anak serta memberikan contoh-contoh yang relevan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun