ChatGPT adalah merupakan model bahasa yang dikembangkan oleh OPENAI. ChatGPT tidak secara langsung menyalin atau mengambil konten, tetapi menggunakan pendekatan yang disebut dengan fine-tuning. Dalam fine-tuning, model GPT awal dilatih dengan data luas yang berasal dari berbagai sumber, termasuk teks publok yang ada.
Namun, saat melakukan fine-tuning untuk membuat ChatGPT, Openai menggunakan dataset khusus yang mencakup percakapan manusia, sehingga ChatGPT dapat belajar untuk merespone pertanyaan fan komentar pengguna dengan lebih baik. Oleh karena itu, eskipun ada pengaruh dari GPT dalam arsitektur dan pengetahuan awal model, ChatGPT memiliki kemampuan  unik dalam menghasilkan respone yang sesuai dengan konteks percakapan.
Namun, perlu diingat bahwa ChatGPT merupakan model bahasa dan bukan sumber informasi asli. Ketika menggunakan chatGPT, penting untuk memverifikasi dan memvalidasi informasi yang diberikan oleh model dengan sumber terpercaya lainnya.
Dalam konteks plagiarisme, penting untuk memahami bahwa plagiarisme terjadi ketika seseorang mengklaim karya atau ide milik orang lain sebagai miliknya sendiri tanpa memberikan informasi siapa pembuat karya aslinya. Sebagai model bahasa ChatGPT tidak memiliki niat atau kesadaran untuk melakukan plagiarisme. Namun, pengguna ChatGPT harus tetap waspada dan bertanggung jawab untuk menggunakan semua informasi yang diberikan oleh ChatGPT dan selalu mematuhi aturan etika dan kebijakan terkait plagiarisme.
Dalam artikel ini saya telah menjelaskan hubungan antara ChatGPT dengan GPT, menjelaskan konsep fine-tuning dan semua referensi yang digunakan  ini berasal dari salah satu artikel yakni Apakah Chat gpt terkena turnitin. Namun penting untuk memverifikasi informasi dari sumber terpercaya lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H