Indonesia, negeri kaya. seperti dalam banyak cerita dan hikayat masa lau tentang sebuah negeri di khatulistiwa yang indah permai nan subur. Sayang kejayaan masa lalu Nusantara tercabik imperialisme. Negeri kuat di Eropa berdatangan, berebut harta dan hasil alam gugusan pulau yg membelah samudera Pasifik dan India itu. Indonesia tenggelam oleh keserakahan negeri penjajah. Hasil bumi dan alam yg melimpah mengalir ke Eropa dan pada masa akhir penjajahan dipakai Jepang buat ongkos perangnya.
Dalam ketidak berdayaaan Tuhan memberi kekuatan, bangkitnya rakyat semesta melakukan perlawanan menghasilkan kemerdekaan Indonesaia.
Negara baru itu menata diri. Berbenah, atasi konflik internal dan majukan segala bidang penghidupan. Tanah air dan semua kekayaan alam dikelola sendiri.
Ironi,...menjelang se abad merdeka, kita belum sejahtera.
Banyak teori dan analisa yg coba membedah keanehan Indonesia yg kaya tapi tak melahirkan kesejahteraan merata bagi rakyatnya. Konglomerat banyak, kaum melaratnya tak terbilang! Sebagian orang menyimpulkan bahwa biang kerok kemelaratan rakyat adalah tumbuh suburnya praktek korupsi bahkan kemudian jadi budaya hidup hampir semua orang Indonesia.
Di kita,korupsi dilalukan di semua strata sosial masyarakat. Orang rendahan, korupsinya kecil. Mereka di posisi elit korupsinya juga besar2an.
Euforia reformasi melahirkan gagasan perang terhadap korupsi. Dibentuklah lembaga khusus KPK. Kerja KPK menuai hasil positif. Koruptor banyak dikandangkan,dipermalukan, bahkan menyeret nama kondang, yg di masa lalu mustahil tersentuh oleh hukum kita yg rapuh. Efek takut dan malu korupsi mulai menular di birokrasi,pengusaha,polisi,hakim,bahkan petani. Kalaupun ada korupsi, dilakukan dengan sangat rapi yg tdk semua org bisa. Dengan demikian case korupsi bisa ditekan. Alhasil perekonomian negara perlahan merangkak naik.
Meskipun sulit memberantas sampai ke akar-akarnya dalam waktu relatif singkat, namun kerja KPK terasa dan dinikmati rakyat Indonesia. Ekonomi kita mencatatkan prestasi tertinggi sejak republik ini berdiri. Laju pertumbuhan Ekonomi kita pernah berada pada rangking 2 di dunia, dikisaran 6 persen lebih, hanya kalah oleh Tiongkok, beberapa thn silam. Kita menuju raksasa ekonomi dunia.
Apa lacur, di tengah harapan besar melihat negeri terbebas korupsi. mengibarkan merah putih diatas segala bendera bangsa dunia. Segelintir orang yang nyaman menjarah bangsa sendiri terusik dengan mahluk KPK. Berbagai jurus pun dilakukan untuk melemahkan bahkan menghapus keberadaan lembaga anti rasuah itu.
Jatuh bangun eksisitensi lembaga ini mewarnai perjalan bangsa pasca reformasi. sadar atau tidak, grafik ekonomi Indonesia berbanding lurus dengan kuat dan lemahnya lembaga KPK. Ketika penindakan terhadap koruptor baik, ekonomi membaik begitupun sebaliknya.
Kini KPK sakit acute, dia meradang. Dengan berbagai dalih. komisionernya yang notabene adalah putera terbaik bangsa dalam penegakan hukum, khususnya kasus korupsi. Tentu ia, karena mereka diseleksi secara ketat oleh Pansel dan akhirnya di DPR. Komisioner ini dihadapkan dengan status pesakitan, tersangka!. kosekuensi status tersangka mereka harus mundur.