Saya mendefinisikan hidup seperti halnya warna kuning, kopi, senja, gerimis, alam terbuka, dan menulis. Semuanya harus dinikmati dengan suasana yang sesempurna mungkin. Apapun rasa dan warnanya, harus dinikmati dengan hati. Ya, biar hidup semakin semarak dan tak selalu abu abu. Meskipun tak dapat dipungkiri, terkadang abu abu juga adalah sebuah warna yang setiap sa'at bisa saja datang pada detik detik kehidupan kita.
Adakalanya kopi itu terasa manis, pahit dan bahkan hambar. Senja pun kadang tak selalu indah. Alam terbuka kadang tak bersahabat. Menulis terkadang dari hati dan hanya karena ingin saja. Warna kuning yang tak selalu cerah. Ya, seperti itulah hidup. Setiap warna dan rasanya selalu berbeda tiap detiknya. Dan semuanya itu, harus kita nikmati dengan indah. Sepahit dan sehitam apapun itu tetap harus dinikmati dan disyukuri. Selalu ada penyelesaian yang manis atas semua jalan yang telah ditakdirkan pada kehidupan kita. Indah pasti akan tiba pada waktunya. Sepertinya kita harus menyakini sebuah kalimat populer tersebut.
Abu abu mungkin hanyalah sebuah proses untuk menyeimbangkan warna kehidupan kita. Seperti halnya roda, terus berputar sesuai dengan alurnya. Terkadang kita juga membutuhkan hitam untuk menetralisir kehidupan yang memang semakin berwarna. jangan salahkan hitam ataupun abu abu yang kadang datang menyapa kita. Itu hanya proses. Hanya proses...
Dan bagi saya menikmati hidup dengan suasana yang sempurna adalah : menulis di senja yang berwarna kuning ditemani secangkir kopi dan gerimis di alam terbuka. Selamat menikmati hidup...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H