Kemarin, 14 Juni 2024 jam 8.30 aku sudah berada di kantor kementerian kesehatan. Ada apa? Aku mendapatkan kesempatan mengikuti acara Temu Blogger ASEAN Dengue Day 2024.Â
Jadiiiii....Â
Hari Demam Berdarah ASEAN/ASEAN Dengue Day diperingati setiap 15 Juni, sejak tahun 2011. Saat itu Indonesia adalah salah satu penggagasnya. Â
Peringatan Hari Demam Berdarah ASEAN 2024Â ini, mengusung tema "Mewujudkan Indonesia Bebas Dengue" dengan slogan "Basmi Dengue dengan 3M Plus".Â
Pada acara temu blogger dengan dua narasumber yang dihadirkan yaituÂ
1. dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P Kemenkes RI)
2. dr. Kanya Ayu Paramastri Sp.A (IDAI)
Kesempatan temu blogger ini menjadi pengingat bahwa diperlukan upaya kolektif dalam memerangi demam berdarah (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Mengapa DBD Menjadi Ancaman?
DBD merupakan penyakit yang serius, terutama bagi anak-anak. Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan ruam kulit. Dalam kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti dengue shock syndrome (DSS).Â
Belum lagi, dalam pertemuan kemarin dokter Imran menjelaskan bahwa terjadi pemendekan siklus tahunan kejadian luar biasa DBD ini, dari 10 tahun menjadi 3 tahun. Bahkan disebutkan bahwa di Alaska yang dingin saja sudah terjadi penyakit DBD ini.Â
Selain itu, DBD merugikan produktivitas hidup masyarakat. Hal tersebut dijelaskan dokter Kanya dalam presentasi nya.Â
Hal yang perlu disampaikan pada masyarakat adalahÂ
Langkah Pencegahan DBD dengan 3M Plus
Untuk mewujudkan Indonesia Bebas Dengue, kita perlu menerapkan 3M Plus:
1. Menutup
 Tutup rapat tempat penampungan air, seperti bak mandi, tempayan, dan drum.
Pastikan tidak ada celah yang memungkinkan nyamuk masuk dan bertelur.
2. Menguras
Kuras tempat penampungan air secara rutin, minimal seminggu sekali.
Bersihkan wadah penampungan air dari lumut dan kotoran.Â
3. Memanfaatkan kembali
 Barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti ban bekas, botol plastik, dan kaleng bekas dapat digunakan kembali agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Plus: mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
a. Gotong royong membersihkan lingkungan.
b. Menggunakan Kelambu
 * Gunakan kelambu saat tidur, terutama di daerah yang rawan DBD.
 * Pastikan kelambu menutupi seluruh tempat tidur.
c. Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk
 * Tanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, citronella, dan serai di sekitar rumah.
 * Tanaman ini dapat membantu mengusir nyamuk dan mencegah gigitan.
d. Melakukan vaksin DengueÂ
Menurut dr. Kanya, vaksin Dengue merupakan perlindungan tambahan yang penting bagi anak anak dan dewasa.Â
Mari Bersatu Menangkal DBD
Pemerintah, komunitas, dan individu perlu bekerja sama untuk memerangi DBD.
 * Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan DBD. Hal ini dilakukan bekerja sama dengan pegiat sosial media, lembaga pendidikan dan lembaga lainnya.
 * Komunitas dapat mengadakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala.
 * Individu perlu menerapkan 3M Plus di lingkungan tempat tinggalnya.
Dengan menerapkan 3M Plus dan langkah pencegahan lainnya, kita dapat mewujudkan Indonesia Bebas Dengue dan melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari bahaya penyakit ini.Â
Ingatlah, DBD dapat dicegah.Â
Mari kita jaga kebersihan lingkungan dan terapkan 3M Plus untuk mewujudkan Indonesia Bebas Dengue!
Bersama kita bisa.Â
Salam sehat
Maria MargarethaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI