Film Sokola Rimba bukan hanya sebuah karya sinematik yang menghibur, tetapi juga sebuah cerminan dari semangat dan perjuangan seorang perempuan yang berani mengambil langkah di luar zona nyaman demi membawa perubahan bagi masyarakat pedalaman. Melalui kisah Butet Manurung, film ini mengajarkan kepada penontonnya tentang pentingnya pendidikan, keberanian untuk berbuat lebih, dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia. Sokola Rimba tidak hanya sebuah film, tetapi juga sebuah pengalaman yang menginspirasi.
Pada hari Kartini ini, saya melihat adanya garis persamaan tokoh Butet, penulis skenario Riri Riza, Mira Lesmana dan Kartini.Â
Film Sokola Rimba dan tokoh Kartini merupakan dua entitas yang memiliki banyak persamaan dalam perjuangan dan peran penting mereka dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Meskipun terpisah oleh waktu dan konteks sosial yang berbeda, keduanya memiliki makna dan relevansi yang kuat dalam konteks perempuan Indonesia.
Apa yang menginspirasi?
1. Perjuangan untuk Pendidikan
Kartini dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia yang berjuang untuk hak-hak perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Demikian pula dengan tokoh Butet Manurung dalam film Sokola Rimba. Keduanya memiliki kesamaan dalam semangat dan tekad untuk memberikan pendidikan kepada perempuan, meskipun dalam konteks yang berbeda.
2. Pemberdayaan Perempuan di Daerah Terpencil
Kartini berjuang untuk memberikan pendidikan kepada perempuan Jawa pada masanya, sedangkan Butet Manurung memilih untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak suku Anak Dalam di pedalaman hutan Sumatera. Meskipun target dan tantangannya berbeda, keduanya memiliki visi yang sama dalam hal pemberdayaan perempuan melalui pendidikan.
3. Peran Perempuan Penulis Skenario
Film Sokola Rimba memiliki peran penting perempuan dalam penulisan skenario, yang menjadi cerminan dari semangat Kartini masa kini. Perempuan penulis skenario seperti Mira Lesmana, Riri Riza, dan Rayya Makarim menjadi bagian integral dari kesuksesan film ini, serta menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan lainnya untuk berperan aktif dalam dunia perfilman.
4. Inspirasi bagi Generasi Masa Kini