Judul Film: Jendela Seribu Sungai
Adaptasi: Novel Jendela Seribu Sungai
Karya: Miranda Seftiana dan Avesina Soebli
Diterbitkan: Grasindo
Penulis skenario: Swastika Nohara
Sutradara: Jay Sukmo
Durasi tayang: 102 menit
Film Jendela Seribu Sungai adalah film Indonesia yang tayang pada 20 Juli 2023. Film ini disutradarai oleh Jay Sukmo dan diadaptasi dari novel berjudul sama karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli pada tahun 2018. Film ini mengambil latar di Banjarmasin, kota yang memiliki julukan Kota Seribu Sungai.
Film ini menceritakan tentang tiga anak, yaitu Bunga, Kejora dan Arian, yang memiliki mimpi dan cita-cita yang berbeda dari harapan orang tua mereka. Bunga ingin menjadi penari, Kejora ingin menjadi dokter, dan Arian ingin menjadi pemain kuriding, alat musik tradisional Kalimantan selatan. Mereka bertemu dengan seorang guru, Bu Sheila, yang membantu mereka mengatasi tekanan sosial dan mengejar passion mereka.
Film ini dibintangi oleh Bima Sena, Halisa Naura, Sheryl Drisanna Kuntadi, Agla Artalidia, Olla Ramlan, Ariyo Wahab, Elma Istiana, Mathias Muchus, Ibrahim Imran, Bopak Castello, dan Ian Kasela. Ian Kasela juga menyanyikan lagu soundtrack film ini yang berjudul "Selalu Ada Jalan".
Film ini diproduksi oleh Radepa Studio dengan dukungan Pemkot Banjarmasin. Film ini mendapat apresiasi dari masyarakat Banjarmasin karena mengangkat budaya dan kearifan lokal daerah tersebut.
Secara umum, film Jendela Seribu Sungai adalah film yang layak ditonton bagi Anda yang menyukai cerita tentang perjuangan anak-anak, budaya Kalimantan, dan pesan positif tentang mimpi. Film ini juga bisa menjadi sarana edukasi dan hiburan bagi anak-anak dan keluarga.
Dalam film ini, terdapat sejumlah nilai kearifan lokal yang ditampilkan secara komprehensif. Mulai dari permainan anak-anak sederhana hingga nilai-nilai religius, lingkungan, dan tradisional yang mengajarkan pentingnya memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana. Bahkan, nilai-nilai tersebut dikreasikan sesuai dengan perkembangan zaman, menunjukkan fleksibilitas kearifan lokal dalam menyatu dengan nilai-nilai kebaruan. Film ini berhasil menggambarkan nilai-nilai tersebut tanpa kesan menggurui, melainkan memberikan keteladanan yang patut dicontoh. Selain itu, film ini juga menunjukkan peran penting seorang guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan, transformasi nilai, dan memberikan motivasi yang luar biasa. Penggambaran peran guru dalam film ini sangat dapat dimengerti, karena anak-anak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga meniru apa yang mereka lihat dan rasakan. Ibu guru Sheila sangat berhasil memerankan keberadaan guru sebagai jembatan bagi orang tua dan anak.Â
Film ini layak diapresiasi karena memberikan ruang kreasi dan kolaborasi bagi masyarakat Banjarmasin, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu semua, film ini sangat memanjakan penonton dengan pemandangan indah 102 sungai di Banjarmasin. Â
Jadi, tunggu apalagi? Yuk nonton film ini.
Rate saya 8.5/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H