Dr. Rose Mini. M.Psi (biasa dipanggil Bunda Romi), sebagai narasumber kedua memaparkan keprihatinannya dengan tidak adanya disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.Â
Mengapa tidak melaksanakan protokol kesehatan?Â
1. kurangnya moral virtue.Â
Protokol kesehatan yang dilakukan dengan kesadaran pribadi ini merupakan kesadaran moral. Tidak ingin melukai orang lain (menulari penyakit), peduli pada orang lain. Ada 7 hal yang dibahas mengenai moral virtue ini oleh Bunda Romi. Â
- Empati (Empathy), kemampuan memahami perasaan orang lain. Bisakah kita membayangkan dan merasakan perasaan orang lain saat kita batuk/bersin tanpa masker di dekatnya? Tidak usah di era pandemic seperti saat ini, pada masa tidak sedang pandemipun orang mungkin merasa tidak nyaman dan terganggu. Lalu bagaimana perilaku kita mengondisikan empati ini?
- Hati Nurani (Conscience), suara hati yang menyuarakan mana yang benar & salah. Jika sudah tahu, apa? Kita perlu melakukan yang benar, tanpa harus disuruh/ dipaksa lagi.
- Kontrol Diri (Self-control), kemampuan mengendalikan dorongan dan berpikir sebelum bertindak.
- Menghargai (Respect), kemauan memperlakukan dan menganggap orang lain berharga.
- Kebaikan (Kindness), perhatian terhadap kesejahteraan orang lain.
- Tenggang Rasa (Tolerance), penghargaan terhadap perbedaan kualitas tiap individu.
- Keadilan (Fairness), kemauan memperlakukan orang lain secara layak, adil, dan tidak memihak
2. kesalahan dalam proses belajar.Â
Proses belajar membutuhkan pemahaman, dalam hal ini terkait usia budaya dan tingkat pendidikan mempengaruhi. Dalam proses belajar ini afektifnya perlu juga melihat, dan merasakan konsekuensi dari belajar itu, dan psikomotorik nya yaitu tingkah laku memerlukan pembiasaan. Pembiasaan ini memerlukan waktu dan konsistensi tentunya.Â
Menerapkan kebiasaan baru ini secara eksternal dipengaruhi oleh, aturan yang tidak baku (disuruh menjauhi kerumunan kok pilkada? Ada pimpinan daerah membuat konser musik), ketiadaan contoh (pemimpin yang melaksanaan protokol kesehatan secara ketat) dan konsekuensi yang tidak tepat/ketat (denda, membersihkan tempat umum jadi malah untuk konten instagram, dst).
Secara ringkas beliau menyatakan ada beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran diri dalam adaptasi kebiasaan baru.Â
Pertama, perkuat moral virtue, kenali manfaat 3 M (Menggunakan masker, Menjaga Jarak, Mencuci tangan dengan sabun), terapkan kebiasaan konsisten, dengan mempermudah, bukan mempersulit contohnya, siapkan masker lebih dari satu, letakkan di tempat yang mudah dijangkau, dan mulailah dari diri sendiri, (karena dirilah yang bisa Anda kendalikan) lalu bawa pengaruh ke lingkungan Anda agar menjadi contoh untuk lingkungan. Mbak Wardah Fajri (Founder Komunitas Blogger Crony) sebagai narasumber ketiga menceritakan bagaimana komunitas menjadi support sistem dalam masa pandemi ini. BloggerCrony sebagai salah satu komunitas pun menjadi fasilitator blogger anggota komunitas untuk menyebarkan pesan positif pro-kesehatan gerakan nasional #SelaluPakaiMasker di media sosial. Komunitas dapat menjadi pembawa semangat empati seperti penuturan Bunda Romi.Â
Pemaparan ketiga narasumber dalam diskusi ini mengingatkan saya, bahwa, jangankan di luar sana, saya saja masih harus terus berupaya membangun kebiasaan baru ini. Menggunakan masker dengan konsisten, mencuci tangan dan juga menjaga jarak. Bagaimana dengan kamu? Sudahkah kamu punya kesadaran moral melaksanakan 3 M, untuk melawan Covid-19?Â
Salam sehat, Salam Edukasi