Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Film

Festival Film Bandung 2019 dari Parahyangan Convention Hall

23 November 2019   09:00 Diperbarui: 23 November 2019   09:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pukul 17 sore, 22 November 2019 Parahyangan Convention terlihat ramai dan sibuk. Parahyangan Convention yang terletak di area hotel Mason Pine ini dipenuhi umbul-umbul di halaman depannya. Ya, hari ini di tempat ini ada pengumuman penghargaan Festival Film Bandung yang ke 32. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Saya bersama Bunda Intan Rosmadewi, Teh Ida, dan Ambu Maria Sumitro mendapatkan tiket acara dari KOMIK. Komunitas KOMIK yang merupakan komunitas pencinta film sudah 3 tahun berurutan ini mendapatkan undangan acara Festival Film Bandung. 

Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Festival Film Bandung ditayangkan langsung bukan oleh SCTV. Ya, tahun ini, jam 19.07 acara disiarkan langsung oleh TVRI dimulai dengan penampilan tari pembuka diikuti tari Manuk Dadali. Host acara Festival Film Bandung kali ini adalah Conchita dan Rizky Kinos. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Festival Film Bandung juga menghadirkan performance dari Sammy Simorangkir,  Melly Goeslaw, Rita Tila, Wizzy. 

Adapun penghargaan yang telah dibacakan meliputi Pemeran Pendukung Wanita terpuji (Endhita, dalam film Ambu) Pemeran Pendukung Pria Terpuji (Randy Pangalila, dalam film Kucumbu Tubuh IndahKu), Penata Editing (Ichsan JW dan Syarif Hidayat dalam film Preman Pensiun), Penata Kamera (Ical Tanjung dalam film Ave Maryam) , Penata Musik (Andhika Triyadi dalam Film Suzanna) , Penata Artistik (Oscart Firdaus dalam Film Dua Garis Biru). 

Film Ambu diberi penghargaan khusus film bermuatan kearifan lokal. Sebagai penonton film Ambu, saya ikut senang. Bagaimanapun menjadi menurut saya film Ambu memang bagus banget sih. Kearifan lokalnya benar benar real dalam film ini. 

Penghargaan penulis skenario film bioskop terpuji adalah Gina S Noer (Dua Garis Biru). Film ini juga menarik buat saya. Ceritanya bagus dan punya muatan moral yang baik. 

Penghargaan sutradara terpuji film bioskop didapatkan oleh Ody C Harahap dalam film Hit & Run. Ini saya ngga nonton. Jadi ya, tidak bisa berkomentar. 

Festival Film Bandung juga memberikan penghargaan life achievement. Tahun ini penghargaan life Achievement diberikan pada Lenny Marlina atas pengabdian ya di perfilman nasional, dan almarhum Khilmawan Santosa. Dalam pembacaan kali ini CV kedua pekerja film yang ingin ditampilkan ternyata tidak muncul, malah muncul kembali nominasi sebelumnya. Kesalahan teknis ini akhirnya menyebabkan CV tidak jadi ditampilkan. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dimas Anggara dalam film Dancing In The Rain mendapatkan penghargaan Pemeran utama pria terpuji. Dimas terlihat senang dan dalam wawancara doorstop dengan sejumlah media menyebutkan bahwa sebenarnya tidak mengira mendapat penghargaan tersebut. Saya sempat menonton film ini berdua dengan teman saya dan kami menikmati akting Dimas tersebut. Karena memang film lainnya tidak saya tonton, maka buat saya jelas akting Dimas layak untuk penghargaan ini. 

Luna Maya mendapatkan penghargaan Pemeran wanita terpuji melalui film Suzanna. Sebagai penikmat film bukan horor, saya tidak tahu apakah memang akting Luna itu baik. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Untuk penutup adalah penghargaan film bioskop terpuji yang diberikan pada film Dua Garis Biru. Tak terduga sih, karena saya lebih menjagokan film Ambu. 

Selain penghargaan terhadap film bioskop, festival film Bandung juga memberikan penghargaan pada film televisi maupun film serial televisi. Tidak hanya itu, ada juga penghargaan untuk film impor terpuji, yang memang tidak diberikan piala, tetapi tertulis dalam buku acara. 

Masukan saya kalau berkenan pada penyelenggara acara:

1. Sebaiknya acara ini diselenggarakan siang hari seperti 2018 dan 2017. Penyelenggaraan acara di malam hari membuat undangan kurang fokus. 

2. lokasi acara walaupun tertutup sebaiknya tetap menyediakan ruang bagi peserta berdekatan dengan para nomine. Tahun ini posisi tempat duduk kurang strategis, kesulitan mendapat gambar gambar. Tidak seperti saat acara di gedung sate yang lalu. Jadi kurang gregetnya. 

Namun demikian, senang sekali masih bisa menikmati acara apresiasi film karya anak bangsa. Bagaimanapun patut dikagumi bahwa Festival Film Bandung bisa konsisten sampai 32 tahun. 

Selamat dan semangat ya. 

Majulah perfilman negeri ini. 

Salam, 

MARIA MARGARETHA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun