Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Film Indonesia untuk Pendidikan

11 Agustus 2019   15:07 Diperbarui: 13 Agustus 2019   05:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar film indonesia dengan komunitas. Dokpri.

Saya sebagai guru SD sangat tertarik dengan geliat film Indonesia. Tak hanya film yang disponsori komunitas saat menonton. Tak jarang saya beli tiket sendiri hanya demi melunaskan niat menikmati film film Indonesia. Bahkan sendirianpun. 

Kisah nonton film Indonesia sendirian bahkan sampai nutupin telinga dan mata karena kejebak film horor pernah saya tulis juga di sini. Filmnya mas Ernest yang selalu jadi favorit saya dalam kelucuannya. 

Kadang saya nonton film Indonesia sampai 2-3 kali kalau itu meninggalkan kesan menyenangkan. Film Indonesia nobarpun bukan berarti bebas biaya. Karena kadang saya harus menempuh perjalanan dan biaya transpornya hampir sama dengan harga tiketnya. Jadi film Indonesia selalu punya nilai di hati saya.

Apa harapan saya dengan film Indonesia? 

Nobar film indonesia dengan komunitas. Dokpri.
Nobar film indonesia dengan komunitas. Dokpri.

Sebagai guru, saya berharap film Indonesia lebih banyak lagi bergenre anak anak dan benar benar layak tonton. Dengan misi membangun karakter mulia pada anak anak. Saya tahu, membuat film tidak murah. Apa salahnya perusahaan mendanai film-film anak berkualitas dan mempromosikan ke sekolah sekolah misalnya. 

Selain unsur hiburan yang layak bagi anak anak, promosi film anak Indonesia di sekolah juga membantu anak anak yang belum tentu punya orang tua peduli dengan film sebagai media pendidikan budi pekerti. 

Saya berharap juga bioskop mau menyediakan jadwal tayang lebih panjang bagi film film anak Indonesia. Saya sempat mengejar jadwal tayang Koki Koki Cilik2 dan juga Kulari karena begitu cepatnya film tersebut turun layar. Satu layar saja cukup. Asal film tetap bisa dinikmati karena tidak semua orang seperti saya yang jika sudah niat mau nonton bisa mengejar sampai lintas kota-propinsi. 

Jadi ingat mengejar film Wonderful Life sampai Bintaro...

Awal awal saya menonton film Indonesia juga saya tidak begitu peduli. Tetapi saat ini saya semakin menyadari bahwa film adalah salah satu media yang sangat mempengaruhi anak anak khususnya. Film adalah media paket lengkap. Audio dapat, visual dapat. Pada akhirnya memicu kinestetik juga kalau musik di filmnya bagus.

Siswa saya pernah mengumpat jangkrik berkali kali hanya karena menonton film Jangkrik Boss. Sedih dong sebagai guru. Ini kan karena orang tua tidak memperhatikan rating sebuah film dan melihat bahwa film komedi akan aman. Film anak akan aman.

Kiblat anak anak saya kebanyakan film anak mancanegara yang kadang pada pendapat saya kurang sesuai dengan budaya Indonesia. Maka saya sangat mengapresiasi pegiat perfilman yang sedia memproduksi film film Indonesia. Lebih spesifik lagi film anak. 

Selain itu kebiasaan saya setiap nonton adalah menemukan kesesuaian rating usia dengan film. Film Lima misalnya sebenarnya menarik jika bisa disesuaikan tokohnya sehingga penuturannya bisa sesuai ditonton anak anak dan jadi media belajar PPKN yang mendarat. Film 12 Menit Untuk Selamanya yang saya tonton pertama bersama di Kompasiana juga merupakan film bagus yang mendidik, mengenai kerja keras. Pengamalan Pancasila juga kan? 

Film anak Indonesia. Dokpri.
Film anak Indonesia. Dokpri.

Jadi, kapan film Indonesia jadi tuan di negeri sendiri? Ayo kita upayakan. 

Semangat. Nonton, Nulis dan majukan geliat perfilman nasional.1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun