Setahun yang lalu, sebagai penikmat film saya berkesempatan menghadiri Festival Film Bandung di gedung Emtek, Indosiar Jakarta. Acara selama hampir 4 jam tersebut sungguh menghibur saya dan juga membuat saya semakin menikmati kreativitas seniman Indonesia melalui film.Â
Tahun ini? Yiha... Sungguh senang saya mendapatkan 1 undangan sebagai perwakilan dari KOMIK bersama 2 kompasianers Bandung lainnya.Â
Walaupun tidak diadakan di Jakarta, saya menikmati perjalanan ke Bandung dan menjadikannya liburan singkat berwawasan.Â
Bunda Intan Rosmadewi dan Teh Sugi sudah memasuki area walau tidak membawa undangan dengan mengatakan diri sebagai kompasianers. Dalam hati saya, wow... Jadi kompasianers keren yaaa....Â
Beberapa hal yang menyenangkan selain bertemu kawan kompasianers, adalah lokasi acara yang outdoor membuat sistem tidak seketat saat saya mengikuti festival film Bandung di Jakarta lalu. Di luar area, masih ada booth makanan dan minuman, dan mbak Sugi menyebutkan bahwa makanan dan minuman di Gedung Sate juga tersedia dengan harga terjangkau. Untung. Mengingat saat acara di gedung Emtek saya nyaris dehidrasi karena botol minum disita petugas dan mencari minum luar biasa jauhnya.Â
Memasuki lokasi acara pukul 13.00 tepat, saya melihat kehadiran Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil dan istrinya serta sejumlah pemain film dan kru film. Cuaca sedikit panas, walau ada beberapa tenda yang disediakan untuk undangan.Â
Saya baru sadar bahwa undangan acara ini memiliki beberapa kelas, ada Premium dan Gold. Kami dari Kompasiana mendapatkan undangan Gold yang membuat kami berada di area strategis untuk menikmati acara.Â
Sejumlah anugrah film terpuji diberikan dalam Festival Film Bandung ini. Setiap anugrah, kecuali penghargaan khusus memiliki beberapa nominasi. Berbeda dengan tahun lalu, pembaca nominasi dalam Festival Film Bandung kali ini, menurut saya kebanyakan adalah artis artis muda. Marshanda, Bunga Zainal, Samuel Rizal, Shandy Aulia, adalah nama nama sebagian pembaca nominasi.Â
Saya paling senang dengan acara pembukanya yaitu tarian dan nyanyian dari penari dan pemain film yang sampai dua kali saya tonton karena serunya, Koki Koki Cilik. Kemeriahan tarian dan kehadiran pemain film Koki Koki Cilik ini membuat rasanya semangat dengan properti seperti wajan warna warni dan juga celemeknya, membuat saya seolah menonton film itu ketiga kalinya.