Berbagi dengan Hati

Bicara soal berbagi, buat saya gampang-gampang susah. Jujur saja, saya bukan tipe pemberi. Ada orang yang suka memberi dan kadang saya merasa kurang nyaman juga saat memberi. Ini terutama berkaitan dengan materi.

Namun demikian, berbeda dengan memberi pada orang dewasa yang lebih banyak saya lakukan adalah berbagi dengan anak anak. Bekerja di lingkungan pendidikan membuat saya banyak berinteraksi dengan anak anak kecil. Saya tahu mereka senang jika usahanya diapresiasi. Salah satu orang dekat saya pernah mengomelin, karena saya suka belanja stasionary yang lucu lucu buat murid murid kecil saya.

Ternyata, setelah anak anak ini besar, dewasa, mereka jadi ingat sama saya. Ingat perhatian saya pada mereka, bawain pernak pernik alat tulis untuk reward, juga kepedulian.

Jadi berbagi itu buat saya bukanlah hal materi, tetapi kepedulian, waktu dan usaha.

Belakangan, saya belajar juga mulai berbagi pada orang dewasa. Baru waktu dan kesenangan kesenangan sehingga membuat orang di sekitar saya lebih happy.

Kalau saya membuat teh, saya menawarkan pada teman yang lain. Kalau ada yang mau, saya menyiapkannya dan menyajikan pada mereka. Saya juga melatih diri mengulurkan tangan saat melihat ada yang membutuhkan. 

By the way, menurut saya berbagi itu bermacam macam,

1. Waktu, menyisihkan waktu buat teman untuk lunch atau dinner bareng. Kadang juga ke spa supaya bisa bertukar cerita dan berbagi gagasan. 

2. Pengetahuan

Saya menuliskan apa yang saya lihat, baca dan alami, agar dapat memberi pilihan dan makna bagi orang lain. 

3. Tenaga

Bergabung jadi relawan dalam kegiatan sosial yang saya tahu. Misalnya bakti sosial, melayani mengantar kartu pasien pada dokter, atau sekedar menyapa ramah pasien pasien baksos.

[caption caption="kompal"]Intinya sih sebenarnya berbagi itu soal hati dan keikhlasan. 

Berbagi takkan membuat rugi

Berbagi dengan hati

Kasih pada sesama jadi alas

Karena tak berhitung jadi ikhlas

Yuk berbagi

Yuk beraksi

Salam edukasi. 

Etha