Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tulisan Bagus Tidak HL/Menang Lomba Mengapa?

7 Juni 2014   13:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:52 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear pembaca tersayang,...

Ini adalah obrolan saya dengan seorang teman, dalam ranah bincang santai dan canda gembira. Jelaslah gembira, karena dua sahabat akan jalan-jalan dan saya bakal dapat oleh-oleh sementara saya-nya bagi raport di sekolah. Hehehehe.

Jadi begini, kemarin saya jalan jalan sama Pak Lik Thamrin Sonata, biasalah ponakan diajak ketemu gurune penulis Pak Much Khoiri yang kebetulan lagi ada di Jakarta, trus makan Nasi Goreng di jalan Sabang.

Asyiknya ngobrol bertiga itu adalah, jelas kan ada orang ketiganya yaitu saya. Murid lagi belajar nulis dari para pakar. Enaknya pelajarannya semi privat, jadi nangkepnya rada lancar dikit. (banyakan enggak terutama kalau laper hehehehehe)

Dalam perbincangan santai ini Paklik menceritakan bahwa penulis seperti dirinya itu sedikit banyak ada serba salahnya. Kalau menang lomba diomelin ponakan, "wes nulis jaman aku durung lahir melu lomba, yo terang wae njenengan menangan..." (sudah nulis jaman saya belum lahir jelaslah anda yang menang) Tetapi, disisi lain kalau ngga menang itu "jare we nulis ket mbiyen kok ora iso menang" (katanya sudah nulis dari dulu kok ngga menang?) Nah lu???

HLpun begitu,... ponakan ceriwis segera komplain" wah ya terang HL wong memang penulis."

Pusing ngga? Padahal ponakan ini sebenarnya ya tahu kalau sebetulnya HL dan menang lomba itu urusannya bukan karena bagus tulisannya. Urusannya itu selera pembaca.

Kalau kebetulan teman-teman di sini membaca komen saya di beberapa artikel, tak jarang saya menulis, ah... kok tulisan bagus gini pembacanya sedikit ya? (lha itu selera saya. Belum tentu teman-teman taste-nya sama kan dengan saya???)

[caption id="attachment_310044" align="aligncenter" width="579" caption="2 penulis berbagi kisah pada 1 murid, Maria Margaretha"][/caption]

Guru menulis satunya, Bapak Much Khoiri, dosen Unesa, bercerita, bahwa kadang harus legowo nerimo, ketika tulisan yang disertakan dalam lomba dikalahkan oleh panitia. Lho? kok bisa? Ya bisa toh. Juri dan Panitia kan punya kuasa. Betul? Betul. Beliau punya pengalaman pribadi dalam hal ini.

Berkait soal kualitas tulisan, memang ukuran bukan hanya selera sih. Ada ukuran lain, yakni kebermanfaatan. Pernah ngomel panjang pendek, karena tulisan yang saya posting amburadul sebelum berangkat sekolah, pulang-pulang dapat logo HL. Halamak bener,... menurut saya, tulisan itu ngga pantes banget HL. Ngga nyambung, antara paragraf. bahkan kalimat, walaupun kayaknya menurut saya sejaka-jaka sembungnya si Maria Margaretha ini kok ya untungggggggg masih ngerti isine apa. Jadi, dianggap bermanfaat rupanya sama admin-e dikasih HL. (Ya sutralah... makasih aja ya mimin yang cantik dan unyu-unyu.... )

[caption id="attachment_310045" align="aligncenter" width="261" caption="Nikmatnya Shake Chocolate itu kalau ditraktir,... soalnya harganya = uang makan saya 2 hari..."]

14020995031102924558
14020995031102924558
[/caption]

Berkait dengan tulisan yang bermanfaat ini dalam perjalanan pulang dari ketemu Guru Menulis (asli lho, bukan merasa doang) saya sempat curhat soal tulisan yang dihapus penulisnya sendiri, karena si penulis sedang dalam kondisi mempunyai masalah personal dan dibully penulis lain. Saya menuturkan, padahal tulisan itu bermanfaat lho. Memberi kita awareness pada lingkungan kita kalau ada orang seperti itu dan mengukur diri kita ini apakah seperti itu.  Tulisannya mirip ini, tapi beda, karena yang kemarin lebih personal. Akhirnya tulisan itu saya jadikan status saya di FB kemaren... ya namanya bermanfaat layaklah dibaca teman-teman saya.

Dalam koridor berbagi pengetahuan, bukan untuk mendiskreditkan tentunya penulis diberikan hak menuliskan apa yang dipelajari, walau mungkin tidak bergelar Psikolog ataupun Kedokteran jiwa.

Dalam hal inilah menulis bukan sekadar memanggungkan diri, mempopulerkan nama, namun berbagi yang seutuhnya, apakah akan berlanjut pada komunikasi dalam kolom komentar atau tidak.

Jadi,

1. Tulisan bagus, tetaplah bagus walaupun tidak menang lomba atau HL. Jangan sedih karena tidak HL. Asal kita tulus menulis, pembaca menikmatinya.

2. Tulisan HL bisa jadi tak sempurna namun bermanfaat. Ada yang dibagikan dalam tulisan itu yang berguna bagi orang lain.

3. Tetaplah menulis, dan jadilah penulis yang memberi manfaat serta semangat pada orang lain. Banyak pembaca sedikit pembaca bukan masalah. Kalau kita baru, mungkin pembaca kurang dari 10, tapi berjalan dengan waktu bisa jadi makin banyak pembacanya. Jangan cemas dengan jumlah pembaca. Pertama menulis blog di kompasiana ini pembaca saya hanya 10. setahun lalu. Sekarang? Tulisan pertama saya sudah dikunjungi 100 orang lebih. Niatkan saja kebermanfaatannya.

Salam edukasi

Maria Margaretha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun