Pagi ini jam 3 saya sudah terbangun walaupun lelapnya baru jam 11.30.Berusaha tidur lagi tak bisa, saya merapikan materi untuk sesi saya di power point. Hujan masih menguyur Rawamangun dalam gerimis.
Saya sudah menyetujui mendampingi Omjay menjemput pemateri TWC kak Kusumo di stasiun Gambir, jam 5. Jadi mendengar suara-suara di koridor, saya bersegera keluar. Benar, Omjay sudah siap. Bayangan saya Omjay menjemput dengan mobil pribadinya, ternyata, kami naik taxi. Rupanya kunci mobil Omjay tertinggal di satpam dan beliau lupa.
Menemui Kak Kusumo yang sudah sering sepertinya saya dengar namanya ternyata sungguh rendah hati. Beliau menyebutkan bahwa beliau juga adalah pembelajar yang masih belajar.
"Ice Breaker: Jeda Pembelajaran ketika Jenuh," Kata Kak Kusumo, Narasumber Teacher Writing Camp, 27 Desember 2014, saat tulisan ini dituliskan.
Kegiatan belajar bagi anak anak sekolah dasar dilakukan dengan menyenangkan agar pembelajaran mudah dicerna. Apalagi bagi anak-anak SMP dan SMA.
Dengan adanya icebreaker, juga diperoleh perhatian anak pada materi.
Ice breaker yang dibagikan Kak Kusumo siang ini menimbulkan ger-ger-an karena peserta TWC kerap kali melakukan kekeliruan.
Penggunaan ice breaker juga dapat menjadi senam otak bagi anak didik. Menurut saya gerakan gerakan ini akan mudah diikuti anak-anak didik. Hanya, guru-guru sekarang lebih biasa melakukan kegiatan berpikir, sistem refleksnya sudah jauh berkurang sehingga banyak kekeliruan dalam melakukan gerakan, tetapi justru membuat suasana jadi cair.
[caption id="attachment_343772" align="aligncenter" width="300" caption="Guru guru belajar ice breaker"][/caption]
[caption id="attachment_343773" align="aligncenter" width="300" caption="Kak Kusumo, pembicara sesi 3 TWC hari kedua"]
[caption id="attachment_343774" align="aligncenter" width="300" caption="Kak Kusumo memperagakan perkenalan yang mencairkan suasana."]