Mohon tunggu...
AP Edutainment
AP Edutainment Mohon Tunggu... Jurnalis - Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Banding

Lembaga Humas Jurusan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peringatan Hari Santri di Lingkungan FISIP UIN SGD Bandung, Dekan Menekankan Pentingnya Kolaborasi Keilmuan di Kalangan Santri!

21 Oktober 2023   18:48 Diperbarui: 21 Oktober 2023   18:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AP EDUTAINMENT - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui Lembaga CASSR menggelar acara Peringatan Hari Santri Nasional dengan tema "Kebangkitan Kaum  Santri Abad 21 : Kosmopolitalisme Keilmuan dan Pergulatan Identitas" pada Jumat (20/10/2023).

Acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Ahmad Ali Nurdin yang memberikan sambutan pembuka. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa pondasi dari hebatnya seorang santri bergantung pada bagaimana ilmu yang dimilkinya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN SGD Bandung menekankan bahwa seluruh santri dan ulama harus selalu berjuang tanpa henti mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat terus bermanfaat bagi bangsa.  

Patut dipahami bahwa perkembangan keilmuan ini bukan hanya didapatkan melalui usaha individual atau suatu kelompok saja. "Dalam memajukan pengetahuan kita tidak bisa berjalan terpisah satu sama lain, harus ada kebersamaan," ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Ahmad Ali Nurdin mengapresiasi usaha yang selama ini dilakukan oleh Pondok Pesantren yang selalu terbuka dengan seluruh pihak terutama akademisi dalam ranah kolaborasi keilmuan.

Acara ini juga mengundang secara khusus Prof. Jajang A. Rohmana  dengan didampingi oleh Asep Muhammad Iqbal, Ph.D., sebagai moderator untuk membahas secara mendalam mengenai pemikiran Gus Dur tentang kosmopolitan.  

Searah dengan apa yang Prof. Ahmad Ali Nurdin katakan, Prof. Jajang A. Rohmana mengungkapkan bahwa dalam dunia keilmuan, maka prinsip kosmopolitan yang tidak mengikat diri pada kultur tertentu harus diimplementasikan oleh santri. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan hilangnya identitas islam sebagai akibat dari majunya ilmu pengetahuan.

Selama ini, ilmu pengetahuan seolah membuat budaya menjadi sesuatu yang terbelakang "Berkembangnya ilmu tidak seharusnya memicu terjadinya pergulatan identitas, ini menjadi PR bagi seluruh santri agar bisa meraih masa emasnya kembali," ujarnya.

Acara ini sendiri berlangsung pada pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB di Aula Lt.1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan diikuti oleh seluruh dosen dilingkungan FISIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun