Era Pandemi Covid-19 sepertinya tidak begitu berdampak buruk bagi industri esports di seluruh belahan dunia.
Kekhawatiran terhadap nasib industri ini ketika banyak turnamen yang dibatalkan seperti terjawab sudah dengan banyaknya alternatif berupa turnamen virtual yang dilaksanakan secara online.Â
Khusus untuk gim dota 2, pembatalan sebagian besar agenda resmi menjadi angin segar bagi para penyelenggara event atau yang dikenal sebagai Third Party Organizer untuk menyelenggarakan turnamen versi mereka dengan format yang beragam.
Salah satu Organizer yang memiliki reputasi sebagai penyelenggara turnamen yang anti-mainstream, Weplay Esports tidak ketinggalan dengan menyelenggarakan beberapa turnamen untuk mengisi kekosongan agenda esports dota 2.Â
Terakhir Weplay baru saja sukses menyelenggarakan turnamen online dengan titel Pushka League yang menghadirkan sederet caster dan announcer wahid di dunia perdotaan.Â
Namun ada hal yang cukup menarik perhatian selain kualitas dari pertandingan yang tercipta di turnamen tersebut.
Hal tersebut adalah komentar salah satu analis sekaligus mantan pemain profesional, Kyle Freedman yang terang-terangan mengkritik streaming turnamen yang dilakukan oleh salah satu influencer dota 2 terkemuka, Henrik Ahrenberg.Â
Perdebatan dibuka dengan pernyataan Kyle yang menyebut dengan lantang bahwa organizer resmi harus kehilangan 30 hingga 40 persen dari pendapatan mereka karena streaming turnamen yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini adalah para influencer macam Henrik.Â
Dengan model bisnis yang tidak begitu menguntungkan, Kyle mengkritik Henrik yang menayangkan pertandingan di kanal twitchnya sekaligus mengeluhkan sedikitnya insentif yang didapat oleh "pemilik" turnamen.Â
Henrik melalui akun media sosialnya gantian membalas bahwa pernyataan Kyle sangat tidak rasional. Seakan merasa kritiknya belum ditanggapi dengan porsi yang tepat, Kyle kembali mengangkat isu mengenai hak siar ini akun situs Medium-nya.Â
Melalui tulisannya, selama ini mayoritas penyelenggara turnamen dota 2 tidak dapat memenuhi potensi ekonomi yang bisa mereka dapat dengan mengekslusifkan tayangan yang mereka produksi.