Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menimbang Kembalinya Wacana MPR sebagai Pemandat Presiden

7 Oktober 2019   22:36 Diperbarui: 7 Oktober 2019   22:39 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden yang menjadi mandataris MPR serta merta akan memiliki ketergantungan yang lebih dalam dengan partai politik pendukungnya di parlemen untuk menggeggolkan kebijakan tertentu. 

Secara prinsip, pemilihan presiden oleh MPR telah mengkhianati teori trias politika atau pemisahan kekuasaan diantara lembaga-lembaga tinggi negara. 

Namun melihat perkembangan terkini dimana presiden juga cukup mendapat tekanan dari parlemen terkait dengan revisi undang-undang KPK, kedaulatan rakyat menjadi sebuah garis batas yang sumir diantara kedua sistem ini. 

Tanpa bermaksud untuk kembali kepada romantisme orde lama, pengembalian mandat presiden menjadi kembali kepada MPR mungkin dapat menciptakan kehidupan berbangsa yang lebih stabil. 

Penggunaan sistem lama terlihat akan mengebiri banyak kemampuan presiden untuk memutuskan beberapa hal yang mempengaruhi hajat orang banyak, namun presiden sejatinya tidak perlu menanggung efek samping dari demokrasi langsung yang bisa mencederai kredibilitasnya dan nilai-nilai kehidupan berbangsa. 

Salah satu hal yang dapat terlihat jelas adalah presiden tidak harus menanggung beban dari politik populis seperti mengafiliasikan diri dengan kelompok identitas tertentu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun