Bagi penggemar acara reality show Produce 48 terutama yang berasal dari Indonesia, perjalanan para kontestan yang terdiri dari kombinasi antara para trainee Korea Selatan dan personil 48 Group yang  berasal Jepang tinggal menyisakan beberapa langkah menuju debut di panggung Korea.
Para personil 48 Group (AKB 48 dan turunannya) yang hidup dengan budaya idol yang berbeda mulai bisa menyesuaikan diri dan bahkan berhasil merebut hati para produser nasional, yang terus memperhatikan para favoritnya dari waktu ke waktu.
Bahkan beberapa kontestan dari 48 Group berhasil duduk dengan nyaman di peringkat tinggi ranking popularitas, sebut saja Miyawaki Sakura yang terus mendominasi pembicaraan di mesin pencarian asli Korea Naver atau Takeuchi Miyu. yang mencuri perhatian lewat bakatnya kurang terapresiasi di negara asalnya.
Bentuk apresiasi fans korea selatan terhadap kontestan asal Jepang ini juga ditunjukan dengan banyaknya dukungan billboard bagi mereka di stasiun-stasiun tersibuk di sana.
Miyawaki Sakura pun menjadi kontestan pertama yang bakal memenangkan hadiah utama voting dedikasi fans, yaitu sebuah food truck.
Meski datang dari latar belakang musik yang berbeda dan harus melawan rintangan baik berupa perbedaan bahasa dan relatif memiliki skill yang belum sebaik para trainee Korea, para personil 48 ini tetap berkibar setidaknya hingga menjelang episode final.Â
Hal ini menjadi sebuah kontras melihat respon netizen yang lebih banyak didominasi oleh nada sumbang menjelang dimulainya acara show ini.
Meski hanya bertajuk sebuah reality show untuk mendebutkan beberapa kontestan, nyatanya isu-isu ultranasionalisme turut mewarnai peluncuran acara ini.
Dunia maya Korea Selatan masih menjadi lahan subur bagi para kelompok sayap kanan untuk menunjukkan eksistensinya terlebih acara ini sangat kental dengan warna Jepang (48 sendiri merupakan padanan bagi kelompok musik AKB grup terkenal asal Jepang).
Pergerakan masif kelompok ini berlanjut hingga wacana pembatalan acara melalui kampanye petisi untuk membatalkan acara ini, yang harus dipertimbangkan apabila sudah mencapai 300.000 tandatangan.
Sebagai tambahan informasi kelompok ini pulalah yang banyak melakukan aksi untuk memulangkan para pengungsi asal Yaman yang menetap di Pulau Jeju dengan alasan mengancam keamanan nasional.
Kejadian itu tentu menimbulkan skeptisme bagi para penonton internasional, lebih-lebih dengan ketentuan bahwa hanya netizen Korea yang boleh menjatuhkan pilihannya. Hal ini didorong oleh kekhawatiran bahwa para trainee Korea tidak akan sanggup bersaing dengan popularitas para personil 48 Group, sehingga, diharapkan hasil voting dianggap lebih objektif dengan sistem Korean only.
Sebagai negara yang masih cukup konservatif, terutama dalam hubungan dengan Jepang yang naik turun, acara ini dikhawatirkan hanya akan menjadi sarana 'bully'Â bagi Jepang dan produk budayanya.
Korea Selatan dan Jepang memang diyakini berkompetisi secara tidak langsung untuk memperkenalkan produk budayanya ke dunia. Dalam hal musik Musik, misalnya, Korea boleh memang lebih popular daripada Jepang yang bukan kebetulan dikepalai oleh grup musik AKB.
Puncak head to head antara musik Korea dan Jepang bisa dibilang terjadi pada medio 2013 lalu, ketika Video Musik Koisuru Fortune Cookie berhasil menjadi viral di tengah-tengah dominasi musik K-Pop generasi kedua, yang digawangi oleh Girls Generations.
Setelah itu memang AKB 48 belum lagi menciptakan lagu yang se-viral Fortune Cookie, namun keberhasilan lagu ini tak hayal memantik persaingan fans garis keras penikmat musik Korea dan Jepang, tak terkecuali di tanah air.Â
Para kontestan ini bahkan berhasil mendulang komentar-komentar positif dan berefek positif terhadap pertumbuhan followers di akun akun media sosial mereka.
Para kontestan asal Jepang pun juga bersemangat untuk belajar bahasa Korea untuk mencairkan interaksi dengan fans-fans baru mereka.
Sedangkan beberapa fans asal Korea pun dikabarkan sempat menghadiri acara handshake (agenda rutin di 48 Group) para kontestan Produce ini di Jepang sana.
Namun yang paling gembira dari respons para netizen Korea ini tentu saja adalah sang pendiri 48 Group ini sendiri, yaitu Yasushi Akimoto, yang mengakui cukup ingin berekspansi ke negara tetangga mereka.
Tetapi di atas semua perhitungan bisnis tentu kita semua senang ternyata hubungan Korea Selatan dan Jepang tidak sepanas pemberitaan internasional di sana, bahkan Produce 48 cukup berhasil menyemai semangat perdamaian antara kedua negara ini, seperti kata Sallust Harmony Does Make Some Things Grow.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H