Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik

Santunnya Anies Baswedan

17 Februari 2017   18:31 Diperbarui: 17 Februari 2017   19:56 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anies Baswedan membuktikan diri lagi sebagai calon yang amat santun dan merangkul, itu terlihat dari bagaimana beliau dengan bijaksana menyikapi hasil pilkada DKI selepas penghitungan quick count sudah setengah jalan, gaya bicaranya yang sangat populis ini dilengkapi dengan retorika-retorikanya yang membuat kita rela menyisihkan waktu untuk mengolahnya dalam pikiran, gaya berbicaranya yang sangat menentramkan itu langsung menyesap dan merembet kepada Ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto yang tidak terlalu banyak mengeluarkan salakan dalam kampanye akbarnya untuk pasangan Anies-Sandi, menjadi resep jitu untuk meyakinkan mereka yang mendengar dibanding kampanye yang berapi-api. 

Gaya santun Anies ini mampu meresapkan tagline kampanye mereka yaitu ok-oce yang sebenarnya gagasan seorang Sandi yang berlatarbelakang pengusaha yang kebetulan juga santun, melihat kesantunnan Anies dan Sandi serta ikthiar yang menganggap penggusuran sebagai pelenyapan manusia dari ruang hidup merupakan resep komplit memenangkan pilkada DKI Jakarta bukan? 

 Retorika yang dibangun oleh beliau membuat saya sempat berpikir bahwa memimpin Jakarta tinggal melanjutkan yang lama dan memperbaiki program petahana yang ada, menggulirkan jargon keberpihakan kepada rakyat seolah menajamkan perlawanan kelas, ditambah lagi beliau bisa menempatkan diri menjadi kelompok yang sangat dekat dengan sosiologis pemilih kalangan religius dan menghembus isu "pemimpin seiman" disaat beliau sangat anti dengan pencitraan berbasis agama, dan mengharamkan penggusuran walau banjir tak bisa disuruh pulang. 

Tidak ada raut kegalauan Jokowi saat harus mengganti Anies Baswedan dari posisi sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan karena kinerja dan  kemungkinan menyiapkan amunisi untuk mewujudkan cita cita menjadi capres yang melayang tahun 2013 yang lalu. apa betul kesantunan pak Anies cocok menggantikan kerja banting tulang petahana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun