Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Hidup terus bergulir, kau bisa memilih diam atau mengikutinya, mengacuhkan atau mempelajarinya. Merelakan, atau meratapinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

ABC untuk Z

22 April 2016   15:17 Diperbarui: 22 April 2016   15:26 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hei, memangnya kamu lihat apa, Dri?" tanya Zahra mulai sedikit panik, dan mengarahkan pandangannya kembali ke halte bus itu, tidak ada suatu apapun disana yang mungkin menarik perhatian. Zahra lalu beranjak bangkit juga, namun Adri sudah mulai berlari dengan hanya berfokus melihat ke arah wanita itu.

"Hei, hati-hati!" teriak Zahra panik. Namun kepanikan itu seakan diamini oleh yang terjadi kemudian.

Brakk!!

Adri tertabrak oleh mobil dari arah kiri yang tak mampu mengantisipasi kemunculan Adri yang berlari dengan cepat itu. Tubuhnya pun terpelanting dan menggelinding dua putaran di atas jalan. Lalu tak lagi bergerak. Hanya matanya yang masih berputar mencari keberadaan wanita itu. Yang kini sudah beranjak berdiri, dan kemudian melemparkan senyum kepadanya. Teriakan dan tangisan Zahra yang menyusul kemudian sudah tak terdengar lagi, seiring matanya yang menutup.

"Adri! Dri!!" teriak Zahra sambil menangis, namun yang pergi sudah tidak bisa kembali.

II

Bayu lekas bergegas turun dari mobil ambulan untuk langsung menolong korban kecelakaan kali ini, melakukan prosedur yang ia hapal. Dilihatnya wanita yang sedang menangisi tubuh yang terkulai di atas jalan itu. Dihampirinya lalu dipegangnya pundak wanita itu dengan lembut, bermaksud menenangkan.

"Mba, maaf, ijinkan saya untuk menolong korban terlebih dulu."

Zahra menoleh ke arah orang yang memegang pundaknya, dan baru tersadar akan kehadiran petugas medis, walaupun sirine ambulan itu masih meraung sedari tadi dan baru saja dimatikan, tinggal kedip lampunya yang masih menyala. Dia lalu memberi tempat kepada petugas medis itu, yang kemudian langsung berlutut di samping tubuh Adri.

"Tolong ya Mas," ucapnya sambil terisak.

Bayu langsung mengecek nadi lelaki itu, tak dirasakannya denyutan. Lalu ia membukakan matanya, dan mengambil senter yang tergantung di pinggangnya, hendak mengecek respon pupil mata si korban. Namun ketika ia mengarahkan senter itu dan juga matanya ke arah mata si korban, dia melihat matanya bergerak dan menatap ke bola matanya, dan seketika itu jiwanya tercerabut. Dan untuk beberapa saat ia tak bergerak. Lalu ia menoleh ke arah Zahra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun