Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, maka aku adalah buah dari dua pohon yang konon disebut bapak dan ibu
Dan mungkin bagaimana aku sekarang adalah interpretasi dari diri mereka di hari-hari lalu.
Mungkin mereka tidak pandai berteman dengan rasa sabar, hingga aku menjadi pemarah
Mungkin kata remeh yang selalu tertanam pada benak mereka, hingga aku selalu tidak percaya diri
Mungkin tangki cinta mereka tidak pernah benar benar terisi, hingga untuk kasih sayangpun aku harus mencari
Mungkin sikap acuh mereka sudah kronis, hingga aku menjadi apatis
Mungkin bagi mereka liar adalah bentuk dasar, hingga pada konsekuensi aku sering tidak sadar
Mungkin mereka enggan evaluasi, hingga pada namaku semua hal hal buruk terpenuhi
Maka dari itu dapat aku simpulkan bahwa aku adalah kumpulan dari semua dosa yang mereka tabung
Didatangakan ke bumi sebagai ganjaran untuk menyiksa mereka sebelum berangkat ke neraka
Hal hal buruk adalah aku,
Ketidaksempurnaan adalah aku
Pembawa kerugian adalah aku
Dimana namaku terkait, maka di sana air mata terjangkit
Aku terima garis hidupku yang tebal dan bukan untukku
Semoga selalu tegak tubuhku menyokong lautan kebencian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H