Mohon tunggu...
Budhi Sugeng R
Budhi Sugeng R Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seoarang yang suka berpetualang dan bermimpi jadi seorang penulis. bermain main di dunianya aozora-aiko.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rumah Kaca (Deposuit Potentes de Sede et Exaltavat Humiles)

24 April 2016   09:20 Diperbarui: 24 April 2016   10:00 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tokoh minke kembali hadir, bersama kenangan yang dilaluinya pada Bumi manusia,kembali menjadi manusia bebas namun semua sudah berubah, ia kehilangan teman dan sahabat, kehilangan harta benda, terpenjara dalam kesepian dan kesendirian.

Kehidupan yang dulu penuh gelora aktivitas politik kini tinggal kehampaan, dan dalam bab ini diceritakan kematian sang Minke secara dramatis. Kematiannya yang sunyi  dan tanpa pemberitaan, dan ia mati meninggalkan perubahan pada bangsanya ,kelak apa yang ia perjuangkan akan terus hidup terutama oleh orang-orang yang begitu cinta terhadap tanah air dan bangsanya.

@@

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

Roman setebal 656 ini mampu mengisi liburanku, teman secangkir kopi rasanya belum cukup untuk menemaniku dalam menyelami karya sastra ini.

Rumah kaca mampu membuatku kembali ke masa lalu masa dimana bangsaku masih tertatih dalam menjalani kehidupanya, bersama  tokoh-tokoh perintis perubahan merekalah orang yang begitu mencintai tanah airnya.

Banyak nilai yang bisa diambil nilai akan nasionalisme, kecintaan pada bangsanya, pertentangan nurani, pentingnya untuk menulis, tak perduli akan apa yang terjadi bahwa berusaha untuk mengubah nasib dengan tindakan adalah sebuah keharusan.

Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang yang mau membikin kenyatan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia (hal 584-585)

Ku tutup Rumah Kaca bersamaan dengan habisnya kopi dalam cangkir keduaku.

Deposuit Potentes de Sede et Exaltavat Humiles. Dia Rendahkan Mereka yang Berkuasa dan Naikkan Mereka yang Terhina.(Pramodya Ananta Toer)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun