Mohon tunggu...
Aonul Hilmi
Aonul Hilmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Apapun kesulitannya pasti ada jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urban Sufisme: Menjadi Fenomena Sosial.

6 Januari 2024   12:57 Diperbarui: 6 Januari 2024   13:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Urban sufisme merupakan sebuah fenomena sosial yang ditandai dengan meningkatnya gairah masyarakat urban terhadap praktik-praktik sufisme, seperti dzikir secara berjamaah, istighatsah, diskusi ilmiah mengenai sufisme. 

Urban Sufisme merupakan fenomena yang terjadi
nyaris di segenap kota besar di dunia. Namun demikian, menurut John Voll, urban
sufism tidak bisa dipahami sebagai pergeseran popularitas tarekat konvensional.
Karena, kenyataannya organisasi tarekat tetap dapat berkembang di tengah hiruk-pikuk masyarakat modern.
Spiritualisme memang tidak pernah mati. Bukan hanya karena dia terus
diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya dari kalangan
masyarakat yang masih memegang tradisi ini, melainkan juga muncul di pusat
budaya yang sesungguhnya sedang kencang menuju ke arah yang sama sekali berbeda dengannya. Secara tak terduga dia justru menyembul di sana-sini, di tengah materialisme modern perkotaan.

Fenomena tumbuhnya jamaah-jamaah zikir di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, merupakan perkembangan positif dalam dakwah Islamiyah dan "urban sufisme" itu justru membantu umat mendapatkan ketenangan hati di tengah kehidupan perkotaan yang materialistis. 

Berikutlah, Fenomena yang bisa dikatakan positif bagi dunia Dakwah Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun