Mohon tunggu...
ONI ANDHI AS
ONI ANDHI AS Mohon Tunggu... Sejarawan - Sejarawan

Aku adalah aku, aku adalah diriku sendiri bukan orang lain dan tidak mau diperbudak oleh orang lain, aku adalah milikku dan aku bekerja semauku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Pandemi Melalui Historiografi

23 Juli 2020   10:45 Diperbarui: 4 Agustus 2020   11:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam waktu kurang dari 2 minggu, banyak laporan yang masuk bahwa pandemi ini merebak ke seluruh wilayah Hindia Belanda. Kasus pandemi yang muncul di beberapa titik di Jawa terletak di wilayah jalur transportasi yang memungkinkan banyak kontak antar manusia terjadi. Kasus Kematian cukup tinggi, tercatat kasus influenza di Magelang dari tanggal 25 Oktober 1918 hingga 12 Desember 1918, korban meninggal akibat influenza mencapai 60 Jiwa.  

Meluasnya kasus tersebut menyebabkan pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk menutup akses keluar masuk Hindia Belanda terutama perdagangan dari wilayah laut. Pemerintah Hindia Belanda kemudian memerintahkan Dinas Kesehatan Rakyat ( Burgelijke Gezondheid Dienst) untuk menggerakkan pemerintah daerah dan organisasi swasta menangani wabah tersebut. 

Hasil riset laboratorium kesehatan di Batavia menyebutkan bahwa kemungkinan besar penyebaran pandemi adalah melalui udara (lucht), maka pada bulan November 1918 pemerintah kolonial Hindia Belanda memerintahkan pemerintah daerah dan intansi terkait untuk membagikan masker dan mewajibkan masyarakat menggunakan masker untuk menghindari pandemi tersebut. 

Selain itu pemerintah Hindia Belanda juga melakukan propaganda hidup bersih dan sehat dan mensosialisasikan gejala influenza tersebut melalui jalur birokrasi dan organisasi keagamaan. Mengingat gawatnya situasi pandemi influenza tersebut maka pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Influenza Ordonnantie secara langkap dari pencegahan hingga sanksi yang diberlakukan ke seluruh rakyat. Kesigapan pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam menghadapi pandemi membuat kasus penularan Hindia Belanda dapat di kendalikan dengan cepat.

Dari beberapa contoh kasus pandemi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya kasus-kasus pandemi sudah pernah terjadi dan sudah terdapat cara-cara untuk menanggulanginya. 

Pemangku jabatan agar tidak gagap menghadapi pandemi sebenarnya harus banyak menilik sejarah bangsa agar mengetahui langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam mengendalikan kasus pandemi. 

Kesigapan pemerintah melalui serangkaian program penanggulangan, ketegasan pemerintah untuk menutup akses penyebaran dari luar, dan kesadaran masyarakat untuk menaati protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah merupakan ujung tombak penanganan pandemi pada sebuah negara. 

Perlu kesadaran dari semua pihak untuk bersama-sama mengendalikan penularan pandemi covid-19 ini, seperti yang pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Hinda Belanda yang bersinergi dengan semua pihak dalam menanggulangi sebuah wabah penyakit. Keberhasilan penanganan pandemi dalam sejarah bangsa merupakan sebuah dukungan moral bagi masyarakat masa kini dalam menghadapi pandemi.

Sejarah selalu berulang, meskipun dengan konteks yang berbeda, namun banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil melalui sejarah. So, jangan lupa untuk terus membaca sejarah ya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun