Entah bagaimana caranya, selalu saja ada jalan kemudahan yang diberikan oleh Allah. Jalan yang tak terduga-duga. Sehingga saya seringkali merasa menjadi manusia yang sangat beruntung. Saya di kampus, bukan kategori “manusia pintar”, bukan pula mahasiswa yang telaten atau rajin dan beretika baik, punya relationship yang mantap, punya kekayaan segudang. Nggak! Tapi entah kenapa saya merasa begitu dimudahkan….
Alhamdulilah, sampai semester ini saya masih bisa mempertahankan IPK cumlaude saya (>3.5). Yah, meskipun tidak mentok 4, tapi yang penting kan status CUMLAUDE nya itu, hehe. Bukan menyombongkan diri atau ujub, tapi semoga apa yang saya sampaikan disini sebagai motivasi bagi ikhwah fillah semua.
“beruntung!” itu yang disematkan oleh kawan-kawan kepada nasib yang saya jalani. Saya Serius! jika diperhatikan, cara belajar saya terbilang ecek-ecekan bahkan terlalu santai.
… kebetulankah? Nggak, saya yakin ini adalah sebuah nikmat dari Allah. Dan saya yakin ini adalah bagian nikmat dari dakwah…. Yah, meski dengan dakwah yang terlampau ecek-ecek juga… namun Allah memang Maha Kasih dan Maha Sayang. Dari ke’ecek-ecek’an itu saja Allah sudah memberi ganjaran yang luar biasa.
Dan saya termasuk orang yang percaya seseorang diberi ganjaran sesuai apa yang dikerjakannya. Bayangkan seandainya saya melakukan lebih semangat lagi.. bukan ecek-ecek lagi? Wuahhh… ini aja sudah enak banget. Apalagi bila dakwahnya lebih mantap, keberuntungannya jauh lebih mantap lagi. Pastinya!
****
“Yakin, keberuntunganmu selama ini karena dakwah?” Tanya seorang teman
“Jelas yakin dong! Jelas saya beruntung bukan karena saya lahir bulan Juni dan dinaungi bintang CANCER, dibayang-bayangi shio kelinci, dan secara feng shui susunan nama saya dan apa yang saya lakoni sudah tepat….”
“… bila bukan karena hal-hal ‘najis’ di atas, maka harus ada variabel yang menjadi penyebab keberuntungan tadi. Maka izinkan saya mengutipnya langsung dari kalam suci Allah di QS Ali Imran ayat 104:
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imron: 104).
“Disini sudah jelas! Dakwah adalah sebuah variabel utama penentu keberuntungan seseorang!”
Sehingga, tegas saya seraya berseloroh, ketika ada orang mencari peruntungan atau minta diramalkan peruntungannya maka kita sudah bisa mengasih ramalannya…
“Mbah, tolong ramalkan keberuntungan saya di tahun ini…… saya CANCER mbah, shio KELINCI.. kira-kira jenis usaha apa yang cocok supaya saya bisa untung di tahun NAGA AIR ini mbah?”
“Hmmm… hmmmm… “ si mbah berdehem
“Gimana kalau dagang emas mbah?”
“Nggak?”
“Buat showroom mobil?”
“Nggak bikin untung”
“makelar tanah?”
“nggak juga”
“lalu apa mbah?”
“Dakwah! Karena berdasarkan Quran surah AliImran 104, dengan dakwahlah kamu bisa beruntung… bukan yang lain…!”
Hehehehe…..
****
*inspired dari cerita ustadz saya dan iklan AXIS “Menggandakan Pulsa”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H