"gak apa naisa, kamu dimana sekarang?"
"hem gimana ya? Yaudah aku kesana , aku minta anter Fatimah aja ya " jawabku karena dia sudah terlalu baik selama ini.
Ketika aku sampai dimesjid yang memang berlantai 2 ini aku langsung masuk dan duduk akrena isya sekitar 30 menitan lagi, latif pun mengirim pesan bahwa ditempatnya berbeda dengan tempatku biasanya sholat.
Aku sedikit marah kenapa tidak menjelaskan dari awal bahwa kita memang berbeda, aku hanya meniati bahwa ini sama dan aku ingin tau ,meskipun dia bilang sempurnakan saja sholat mu diakhir.
Dan selesai sholat aku diam sediam diamnya ternyata latif yang ku kagumi selama ini berbeda dengan ku, terkhusus untuk urusan agamanya, memang dia begitu kental dengan gamis nya, ku kira kita sama namun berbeda, ku hanya bisa menahan semua rasa yang hadir , seolah mencintai orang yang salah.
Setelah pulang terawih aku bercerita ke Fatimah kawan kosku yang satu kelas dengannya. Fatimah mengatakan bahwa latif itu bukanlah orang seperti kita, dia memang berbeda terkait sikapnya memang kesemua perempuan begitu memuliakan.
dan Fatimah mengatakan bahwa latif sedang memperjuangkan seseorang, salah satu wanita cantik yang ada dikelas. Dia menyarankanku agar aku melupakannya. Karena tak ada gunanya jika harus menyukai orang yang berbeda dan memang sedang memperjuangkan orang lain.
"naisa lebih baik, kamu lupakan saja. Bertemanlah lamun jangan sampai ka arah sana, sakit memang baru menyadarinya sekarang setelah dia begitu baik dan perhatian padamu"
"baik, Fatimah aku akan berusaha melupakannya, cukup sampai berteman saja' jawabku
Semenjak kejadian itu aku mulai bersikap dingin pada latif karena tekadku sudah bulat, sampai latif bertanya kesalahanya dimana. Aku hanya bilang tak ada yang salah.
Pada akhirnya aku kembali seperti sedia kala dengan latif meskipun jujur saja hal yang kulakukan cukup menyakitkan .