Sudah lama sejak aku mengenal linux, kemudian terbesit untuk menggunakannya. Namun pada saat itu aku belum memiliki keberanian untuk mencoba mengaplikasikannya pada personal computer miliku. Baru akhir-akhir ini aku memiliki keberanian untuk mencobanya, yah tentu saja setelah mencari info kesana kesini untuk menambah motivasi, hingga aku pun memutuskan untuk menggunakannya (linux) sebagai satu-satunya operating system dalam laptop butut kesayanganku, tanpa menggunakan opsi dual boot, dengan tujuan untuk menghilangkan ketergantungan terhadap OS milik tetangga (tanpa menyebutkan merk).
[caption caption="migrasi linux, berani?"][/caption]
Komitmen Migrasi
Keberanian untuk melakukan migrasi ke linux bagiku bukan sebuah perkara yang mudah, karena hampir bisa dibilang aku buta terhadap operating system ini, kekhawatiran bahwa akan menjadi sesuatu yang menyulitkan bila nantinya benar-benar pindah ke linux akan terjadi. Migrasi menurutku sama halnya dengan hijrah, kita harus meninggalkan kemudahan dan kenyamanan yang telah kita rasakan dan miliki menuju sesuatu yang tidak mudah dan sulit.
Merujuk kalimat legendaries yang disampaikan oleh Pesiden Pertama Republik Indonesia ir. Soekarno, “vivere pericoloso” yang artinya hidup ditengah bahaya, memiliki arti bahwa hidup itu selalu berdampingan dengan bahagia dan kesulitan, keduanya adalah satu paket yang tidak bisa untuk dipisahkan. Oleh karena itu aku berkomitmen untuk melakukan migrasi, dan sambil belajar tentang banyak hal mengenai operating system ini. Aku yakin akan ada banyak hal yang aku dapatkan, berdampingan dengan semua kesulitan yang akan menghampiri secara bersamaan.
Kenapa harus migrasi?
Ada beberapa pertanyaan yang kemudian timbul ketika terbesit keinginan untuk Move on ke linux, salah satunya adalah kenapa harus migrasi ke linux? Aku menemukan beberapa alasan menarik ketika secara sengaja mencari alasan yang terbaik orang-orang dalam menjawab pertanyaan tersebut. Alasan paling umum yang menyatakan kenapa harus pindah ke linux adalah, karena linux itu gratis. Ya benar lisensi untuk operating system linux itu gratis, karena dengan menggunakan linux kita terbebas dari beban harus membayar biaya lisensi yang mahal itu. Bayangkan saja dengan operating system milik tetangga (tanpa menyebutkan merk), yang harga originalnya dipatok dengan biaya lisensi yang tinggi. Belum lagi lisensi biaya untuk aplikasi-aplikasi yang kelak akan kita gunakan sebagai alat bantu kita dalam mengerjakan tugas keseharian, tentu saja akan sangat mahal.
Alasan selanjutnya adalah dengan menggunakan linux kita menjadi tenang, hehe bagaimana bisa? Karena dengan menggunakan linux kita terhindar dari tuduhan pencurian hak atas kekayaan intelektual, dari operating system dan aplikasi bajakan yang kita gunakan. Karena Linux adalah operating system yang gratis maka tentu saja halal ^^. Dengan kata lain, bila aplikasi yang kita gunakan adalah yang bajakan dan hasil crack sehingga kita dapat menggunakan serta mengaksesnya secara bebas dan gratis, berarti kita sedang melestarikan budaya pembajakan dan pencurian secara tidak langsung (sadis...!!!).
Berdasarkan beberapa alasan diatas, sambil belajar aku memutuskan untuk menjadikan linux sebagai satu-satunya operating system yang aku gunakan saat ini. Jadi beranikah untuk migrasi ke linux? pilihan ada ditangan kita masing-masing.
Salam Kompasiana ^^
@anzaw
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H