Mohon tunggu...
Anzalna Falatena
Anzalna Falatena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DKC Jakarta Selatan bidang Pembinaan dan Pengembangan, menyukai seni dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Tawuran Antar Remaja, Pengamat: Akibat Moral Tidak Terbentuk

4 Desember 2022   22:37 Diperbarui: 4 Desember 2022   22:57 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peristiwa tawuran masih marak terjadi di para remaja. Seperti yang baru-baru ini terjadi pada Minggu 4 Desember 2022 di Kota Surabaya, yang mana tawuran tersebut melibatkan 26 remaja.

Menanggapi hal tersebut, sosiolog Musni Umar mengatakan bahwa maraknya tawuran di kalangan remaja disebabkan belum efektifnya sistem pendidikan di Indonesia untuk membentuk akhlak dan prestasi.

"Karakter moral itu seperti anak-anak kita, anak didik kita mengikuti aturan, beriman dan bertakwa, tindakan itu harus dilakukan setiap hari," ujarnya.

Dampak kegagalan dalam pembentukan karakter yaitu siswa yang mudah terpengaruh. Salah satunya terkait dengan pertempuran yang masih umum karena didasarkan pada akses.

Menurut Musni, tujuan pendidikan pada dasarnya adalah pengembangan karakter. Ketika karakter terbentuk, anak dapat dengan mudah mengambil tindakan positif.

"Jadi pembentukan karakter moral ini tidak berhasil. Itu sebenarnya alasan yang kita lihat pada anak-anak," jelas Musni.

Menjadikan manusia yang bertakwa, beriman dan bermanfaat merupakan akhlak yang sangat perlu untuk dikembangkan. Selain itu, pembentukan karakter tidak hanya terjadi di sekolah tetapi juga di rumah. Oleh karena itu lingkungan juga sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter warga negara, khususnya para pemuda yang merupakan pengikut bangsa.

Musni menekankan sistem pendidikan Indonesia yang masih belum jelas. Pemerintah harus fokus pada pembangunan karakter dalam dunia pendidikan.

"Setiap berganti menteri harus seperti ini, tidak terpusat. Karakter moral ini sangat penting. Seperti di Jepang yang membuatnya sangat disiplin karena karakternya dibangun," tutupnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun