Ya sudahlah. Bukan rezeki anak kami bersekolah di SMA Negeri favorit sesuai pilihan. Masih bisa bersyukur, bisa masuk sekolah negeri lain meskipun belum pernah diharapkan sebelumnya. Tetapi, saat melihat beberapa teman yang nilainya jelas lebih rendah dan rumahnya jauh dari sekolah bisa melenggang dengan bangga, rasanya jadi ingin emosi saja. Apalagi ada berita-berita yang muncul berkaitan dengan kartu keluarga titipan.Â
Sebagai orang tua yang sadar betul cara mendidik anak, tentunya akan sangat berhati-hati memilihkan sekolah untuk buah hatinya. Bukan malah mengajari cara curang untuk mendapatkan sesuatu melalui cara yang tidak seharusnya. Hal itu pasti akan berpengaruh pada pendidikan mereka selanjutnya.Â
Beberapa pihak juga mengkritik PPDB berbasis zonasi ini. Kalangan pelajar dan mahasiswa juga menyoroti masalah ini. Peningkatan pemerataan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik tidak dapat terlaksana. Penyesuaian aturan dari tahun ke tahun yang diharapkan lebih baik justru makin mengecewakan.Â
Pemerintah harus meninjau ulang aturan-aturan ini. Pemerataan pendidikan dengan tujuan agar semua siswa mendapatkan kesempatan belajar lebih baik harus segera terwujud. Sistem PPDB yang transparan dan adil bagi semua pelajar harus segera dipikirkan. Tindakan tegas bagi sekolah yang melanggar aturan harus ditegakkan.Â
Semoga PPDB tahun depan bisa terlaksana dengan jujur dan adil sesuai dengan aturan yang ada. Semoga tidak ada lagi wali murid yang mengeluh dengan pengurangan nilai dan lebih bijaksana memilih sekolah terbaik untuk putra-putrinya.Â
Pendidikan adalah penting untuk buah hati kita, jangan ajari anak-anak dengan ketidakjujuran. Sesuatu yang dimulai dengan cara yang salah akan berakhir dengan kesalahan pula.Â
Salam,Â
Any SukamtoÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H