Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyusuri Eksotisme Pasir Berbisik Sambil Menjaga Kearifan Lokal

17 April 2023   23:23 Diperbarui: 17 April 2023   23:29 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri Eksotisme pasir berbisik menggunakan jip. Dokpri. 

Bromo, gunung yang masih aktif dan eksotis ini masih menjadi salah satu primadona wisata di Jawa Timur. Keindahan alam dan keramahan penduduknya turut mendukung Kaldera Tengger ini menjadi destinasi wisata yang terkenal. Banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata gunung Bromo ini untuk melihat matahari terbit atau menikmati suasana eksotis lautan pasir. 

Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berada di empat wilayah kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. Gunung yang memiliki ketinggian 2.329 MDPL ini dianggap suci oleh Suku Tengger. 

Untuk bisa mencapai puncaknya atau melihat kawah Bromo, ada satu kebijakan yang telah ditetapkan oleh keempat kabupaten tersebut dan harus ditaati oleh para wisatawan, yaitu penggunaan mobil jenis jip untuk mengantar pengunjung mengelilingi kawasan wisata ini. 

Hal ini merupakan salah satu kearifan lokal yang wajib dihargai. Selain demi keamanan dan kenyamanan, juga bertujuan agar penduduk setempat bisa mendapatkan manfaat adanya objek pariwisata di daerahnya. Salah satunya adalah untuk meningkatkan ekonomi warga setempat. 

Menikmati sunrise dari Penanjakan, dokpri 
Menikmati sunrise dari Penanjakan, dokpri 

Dengan adanya persewaan jip, berarti terbuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat, yang nantinya juga akan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Memang tidak semua penduduk sekitar Bromo mempunyai mata pencarian pengemudi jip, tapi sebagian besar adalah pengemudi, selain bertani. 

Untuk diketahui, jika ingin berwisata ke Taman Nasional BTS,  ada beberapa larangan yang harus kita taati, salah satunya dilarang membuang sampah sembarangan, terlebih di kawasan pasir berbisik. 

Sebenarnya, kalau kita berwisata ke Bromo sama halnya kita menikmati luasnya padang pasir, tetapi beda. Ada keunikan tersendiri di lautan pasir Bromo ini. Ada kharisma tersendiri saat kita berada di atas jip dan melintas di kawasan pasir berbisik. Saat melihat lautan pasir yang sangat bersih dan indah, terbayang bagaimana penduduk di sini sangat tertib membuang sampah. Bahkan, pengunjung pun sampai wajib menjaga juga.

Aturan lain yang juga harus ditaati adalah selama berwisata di Bromo dilarang keras untuk mencuri, karena pasti akan ketahuan dan hukumannya berat. Aturan lain, bagi wanita yang sedang haid dilarang masuk pura. Dan bagi pria dilarang kencing menghadap Gunung Bromo. Dilarang juga melempar batu ke kawah karena dianggap tidak sopan.

Kearifan lokal seperti ini wajib dijaga dan ditaati oleh semua pengunjung. Sebagaimana kita ketahui, Bromo merupakan gunung suci bagi masyarakat Tengger. Setiap tahun selalu diadakan upacara Yadnya Kasada atau lebih terkenal dengan upacara Kasodo. 

Upacara Kasodo digelar di pura yang terletak di bawah kaki Gunung Bromo. Lalu dilanjutkan hingga ke puncak Bromo. Acara ini biasanya berlangsung saat malam hingga dini hari.

Kasodo artinya ke sepuluh. Upacara Kasodo memang diadakan setiap bulan ke sepuluh penanggalan Jawa, yaitu antara tanggal 14 dan 15 saat bulan purnama. 

Selain kawah dan puncak Bromo, pasir berbisik dan Penanjakan, ada juga destinasi lain yang juga menarik. Seperti Bukit King Kong, Bukit Cinta, Seruni Point, Lembah Widodaren, Gunung Batok, Pura Luhur Poten, ada lagi yang terbaru yaitu Jembatan Gantung Kaca Bromo. 

Semua destinasi itu bisa kita kunjungi dalam sekali jalan, tergantung perjanjian kita dengan pengemudi jip, yang berarti juga tergantung biaya sewa kita. Sebab memang hanya jip satu-satunya kendaraan yang diizinkan beroperasi di sana. Sedangkan mobil pribadi yang kita naiki dari rumah hanya bisa parkir di pintu masuk kawasan wisata ini. 

Begitulah aturannya. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memang memiliki keunikan tersendiri. Di balik keindahan alamnya, tersimpan juga kemurnian agama dan budayanya. 

Para pendatang dari luar daerah hanya diizinkan sebagai tamu, tetapi tidak sebagai pemilik. Itulah salah satu upaya mempertahankan kebudayaan dan ciri khas masyarakat Tengger, agar budayanya tidak luruh dan tetap terjaga kemurniannya. 

Nggak penasaran mendengarkan pasir berbisik itu gimana? Ayo! Datang ke Bromo! Tapi jangan bertingkah aneh-aneh, ya! 

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun