Upacara Kasodo digelar di pura yang terletak di bawah kaki Gunung Bromo. Lalu dilanjutkan hingga ke puncak Bromo. Acara ini biasanya berlangsung saat malam hingga dini hari.
Kasodo artinya ke sepuluh. Upacara Kasodo memang diadakan setiap bulan ke sepuluh penanggalan Jawa, yaitu antara tanggal 14 dan 15 saat bulan purnama.Â
Selain kawah dan puncak Bromo, pasir berbisik dan Penanjakan, ada juga destinasi lain yang juga menarik. Seperti Bukit King Kong, Bukit Cinta, Seruni Point, Lembah Widodaren, Gunung Batok, Pura Luhur Poten, ada lagi yang terbaru yaitu Jembatan Gantung Kaca Bromo.Â
Semua destinasi itu bisa kita kunjungi dalam sekali jalan, tergantung perjanjian kita dengan pengemudi jip, yang berarti juga tergantung biaya sewa kita. Sebab memang hanya jip satu-satunya kendaraan yang diizinkan beroperasi di sana. Sedangkan mobil pribadi yang kita naiki dari rumah hanya bisa parkir di pintu masuk kawasan wisata ini.Â
Begitulah aturannya. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memang memiliki keunikan tersendiri. Di balik keindahan alamnya, tersimpan juga kemurnian agama dan budayanya.Â
Para pendatang dari luar daerah hanya diizinkan sebagai tamu, tetapi tidak sebagai pemilik. Itulah salah satu upaya mempertahankan kebudayaan dan ciri khas masyarakat Tengger, agar budayanya tidak luruh dan tetap terjaga kemurniannya.Â
Nggak penasaran mendengarkan pasir berbisik itu gimana? Ayo! Datang ke Bromo! Tapi jangan bertingkah aneh-aneh, ya!Â
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H