Bunga ini katanya selalu mekar dini hari, setelah jam 00 sampai pagi dengan menyebarkan aroma yang memikat, begitu matahari terbit maka bunganya menjadi layu. Nyatanya, bunga yang saya tanam ini sudah mulai mekar dari jam 21.00 malam hingga pagi pukul 07.00 pun masih terlihat mekar meski tak sempurna.
Bunga yang berwarna putih hingga merah muda dan memiliki daun pipih memanjang warna hijau ini ternyata juga ada yang berwarna kuning, merah, merah muda, ungu atau oranye. Kebetulan yang saya miliki adalah yang putih.
Batang Wijayakusuma ada yang memiliki tinggi 1-2 meter, berbentuk silindris, di mana batang ini terbentuk dari helai daun tua yang mengecil dan mengeras. Ini untuk jenis yang bunganya besar, kebetulan milik saya belum berbunga. Sedangkan jenis lain yang saya miliki, yang sudah berbunga, daunnya lebih kecil dan pendek. Bunganya pun tak sebesar jenis satunya.
Cara menanam bunga Wijayakusuma sebenarnya mudah, kita bisa menanamnya dari bibit atau dengan stek batang. Tancapkan saja sedalam 5-7 cm batang tanaman ini ke dalam media tanam agar tidak mudah roboh. Lalu, agar cepat berbunga adalah dengan meletakkannya di tempat yang cukup mendapat sinar matahari.Â
Sayangnya, untuk yang jenis bunganya besar hanya berbunga setahun sekali. Beda dengan yang jenis bunganya kecil, bisa berkali-kali.
Dari beberapa sumber yang saya peroleh, manfaat bunga Wijayakusuma ternyata banyak, sangat ampuh mengobati luka karena kandungan yang ada di dalamnya bisa membuat luka cepat kering dan membersihkannya dari bakteri dengan cepat. Bunga Wijayakusuma juga bisa digunakan untuk mengobati bisul.
Selain itu, bunga ini juga bisa untuk mengatasi gastritis, bagi penderita penyakit ini perlu mengonsumsi makanan yang mempunyai kandungan Ph netral, contohnya bunga Wijayakusuma ini. Cobalah meminum air rebusan bunga Wijayakusuma untuk meredakan gejalanya.
Punya masalah juga dengan radang tenggorokan? Bisa juga mengobatinya dengan mengonsumsi bunga ini. Bunga yang memiliki rasa mint ini dipercaya juga berkhasiat mengatasi radang tenggorokan. Caranya dengan mengonsumsi air rebusan Wijayakusuma sehari dua kali.
Ternyata, di antara bunga-bunga Wijayakusuma yang mekar tersebut, dapat juga tumbuh menjadi buah, lho. Ukurannya memang sangat kecil, hampir seukuran ujung jari jempol tangan. Namun, saya belum pernah menemukan di tanaman saya, adanya milik tetangga, hihi. Mirip buah naga, dalamnya juga putih berbiji hitam tapi kecil. Rasanya juga manis agak asam.
Â
Ini baru faktanya, yang baru saja saya coba, berdasarkan cerita dan pengalaman teman. Saya menggorengnya dengan tepung seperti menggoreng ayam. Ternyata enak juga, lho. Mau tahu caranya?