Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kakak Beradik Atlet Wushu Nasional

22 Februari 2023   10:13 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:20 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Ibu Nuri Latifah 


Siapa yang tak bangga bila memiliki dua buah hati berprestasi nasional maupun internasional?


Ya, Zidan dan Auna, atlet wushu berprestasi nasional maupun internasional ini merupakan kakak beradik putra putri dari Ibu Nuri Latifah dan Bp Achmad Djauhari alm.


Keduanya berlatih di sasana yang sama, Sasana Yasanis Surabaya. Keduanya pun memiliki prestasi yang sama gemilangnya.


Zidan, nama lengkapnya Achmad An'im Zaidan Abu Zaki. Pemuda kelahiran bulan Oktober 2002 di Jakarta ini tercatat sebagai mahasiswa UPN Veteran Jatim Jurusan Ilmu Komunikasi semester dua. 


Zidan saat ini mewakili Jawa Barat dalam turnamen atau kejuaraan nasional. Sedangkan Auna mewakili Jawa Timur di kancah kejuaraan nasional. Meskipun latihannya di sasana yang sama, tetapi kakak beradik itu membawa bendera yang berbeda.


Saat bertemu dengan Zidan dan ibunya, (saya biasa memanggil Mbak Nuri) kami ngobrol banyak tentang prestasi yang diraih kedua kakak beradik ini. Bagaimana mereka mengatur waktu kuliah atau sekolah, ngaji, kumpul bersama keluarga, dan lain sebagainya.


Sebelumnya sudah saya tulis tentang  Auna di sini

https://www.kompasiana.com/anysukamto/63f417774addee374367dea2/auna-atlet-wushu-nasional-yang-penghafal-al-quran?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile


Sebenarnya, Zidan pernah dilarang melanjutkan kegiatan wushu sejak kelas 8 SMP dulu. Hal itu dikatakan sendiri oleh ayahnya kepada saya dulu, saat bertemu dalam suatu acara.
 Pertimbangannya, Kak Ayik (Bp Achmad Djauhari alm, ayah Zidan) khawatir pendidikan putranya akan terganggu oleh kegiatan wushunya. Almarhum takut konsentrasi putranya terhadap pelajaran akan berkurang.


Namun, sang pelatih melihatnya lain.  Zidan memiliki kemampuan lebih dibanding teman yang lain. Sementara, Zidan sendiri tetap ingin melanjutkan aktivitasnya di wushu. Pemuda tampan itu tetap ingin mempelajari wushu, sang ayah akhirnya mengalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun