Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Romantika Beternak Bebek dan Usaha Telur Asin

6 Februari 2021   00:54 Diperbarui: 6 Februari 2021   05:34 2860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Display di salah satu supermarket (Dokumen Pribadi)

Bermula dari pengurangan karyawan di salah satu BUMN tempat suamiku bekerja, kami berencana melanjutkan hidup dengan berwirausaha. 

Bermodal uang pesangon dari salah satu maskapai penerbangan yang pada akhirnya dinyatakan pailit, kami lalu memutuskan untuk menjadi peternak bebek di salah satu kabupaten di Jawa Timur.

Pada awalnya memang sempat ragu dengan usaha tersebut, mengingat sebelumnya tidak pernah berkecimpung di dunia peternakan yang memang baru bagi kami. Namun, dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah akan membimbing langkah kami maka terwujudlah usaha tersebut.

Hampir sepuluh tahun kami menggeluti usaha tersebut. Pasang surut dan suka duka menjalankan bisnis itu sudah kami rasakan pahit dan getirnya. Namanya juga usaha, pasti kalau tidak untung ya rugi, itu semua sudah kami rasakan.

suasana dalam kandang (Dokumen Pribadi)
suasana dalam kandang (Dokumen Pribadi)
Mengawali usaha dengan menyewa lahan yang tak terpakai di antara sawah-sawah yang masih produktif, kami berhasil mendirikan kandang yang mampu menampung sekitar dua ribu ekor bebek. Akan tetapi, tidak semua lahan tersebut dijadikan kandang dan diisi bebek, ada sebagian tempat yang digunakan untuk menyimpan stok makanan dan tempat istirahat bagi pekerja atau penjaga kandang.

Empat tahun pertama, pertumbuhan usaha kami bisa digambarkan dengan grafik yang cenderung naik. Stok pakan untuk bebek yang tak pernah kekurangan, pekerja yang masih jujur dan loyal, serta usia bebek yang masih produktif, sangat mendukung hasil produksi telur.

Dari pemasukan yang ada, waktu itu kami mampu meraup keuntungan bersih dari hasil penjualan telur lebih dari tiga puluh persen. Belum lagi hasil dari penjualan bebek yang sudah tidak produktif (afkir) dan sisa pakan yang masih bisa digunakan. Boleh dibilang, sebenarnya usaha ternak bebek ini sangat menjanjikan hasilnya.

Namun, kembali pada manajemen pengusahanya. Apakah dia disiplin dan punya komitmen tegas saat mengelola? Apakah ia mampu mengarahkan pekerjanya untuk tetap jujur dan loyal saat bekerja?

Pada kenyaaannya, usaha kami mulai mengalami penurunan saat ada teman lain yang juga tertarik dengan usaha ini. Ia menyewa lahan persis di sebelah kiri kandang, sekaligus meminjam karyawan kami. Diperparah sifat suami yang kurang tegas terhadap pekerja, usaha kami sedikit demi sediit mulai menurun hasilnya.

Dari 1400 ekor bebek yang ada, saat itu kami bisa memperoleh 1200 butir telur per hari. Padahal, tidak semua bebek usia produktif. Ada yang harus afkir dan ada juga yang belum siap untuk bertelur. Namun sayang, setelah fokus pekerja terpecah untuk mengelola dua kandang, produksi telur ikut menurun.

Hal itu terus berlangsung hingga beberapa waktu, sampai pada akhirnya, kami memperoleh pekerja baru untuk menggantikan yang lama. 

Dari sini kami baru belajar, ketegasan sikap pengusaha terhadap karyawan atau pekerjanya sangat dibutuhkan untuk kelangsungan usaha. Beberapa waktu kami bisa bertahan, tidak untung banyak tetapi juga tidak rugi, impas.

Hal lain yang perlu diketahui, beternak bebek petelur bergantung juga pada ketersediaan pakan, dalam hal ini limbah pabrik kerupuk atau pengolahan makanan beku lain. 

Sebagai contoh, limbah kepala udang yang tidak bisa diolah di pabrik akan dibuang, lalu diambil oleh peternak bebek sebagai bahan makanan tambahan ternaknya. 

Protein yang terdapat pada kepala udang bisa menambah gurih rasa telur serta mencerahkan warna kuningnya hingga terlihat oranye.

Salah satu mitra usaha yang menjualkan telur asin (Dokumen Pribadi)
Salah satu mitra usaha yang menjualkan telur asin (Dokumen Pribadi)
Selain itu, sisa-sisa produksi wafer atau limbah biskuit lainnya dari pabrik juga bisa digunakan sebagai makanan tambahan, di sini dikenal dengan sebutan kemel. Adapun makanan lain yang biasa diberikan oleh peternak bebek kepada peliharaannya adalah dedak, nasi kering, kupang, dan konsentrat.

Peternak juga harus memperhatikan gizi dan jenis makanan yang akan diberikan agar hasil yang didapat pun maksimal. Jumlah dan besarnya telur yang didapat menjadi tolok ukur produktivitas ternaknya. Selain besar, jumlahnya banyak, dan warna kuningnya yang tajam (oranye) adalah hasil yang diinginkan.

Musim pun berpengaruh pada hasil peternakan ini. Saat musim penghujan bisa dipastikan jumlahnya sedikit dan telurnya kecil-kecil. Namun, saat musim panas telur akan banyak dan besar-besar, romantika itu sudah kami jalani dan nikmati.

Sampai pada suatu hari, suami saya mengalami serangan jantung. Dokter menyatakan ia tidak boleh bekerja keras. Adanya penyumbatan di pembuluh darah akan mengganggu aliran darah yang menuju ke jantungnya, hal ini sangat berbahaya jika terus dibiarkan. Oleh karena itu, ia tidak diperbolehkan bekerja keras.

telur yang baru diambil dari dalam kandang (Dokumen Pribadi)
telur yang baru diambil dari dalam kandang (Dokumen Pribadi)
Kami lalu menjual kandang beserta ternaknya dan memulai usaha baru yang lebih mudah serta tidak terlalu menguras tenaga, masih ada kaitannya dengan usaha ternak sebelumnya. 

Jika di awal usaha kami menjual telur bebek maka kali ini ganti kami yang membeli telur bebek dari peternak lain. Memulai usaha baru dengan membuat telur asin.

Sebelum kandang dan bebek terjual, saya sudah pernah menjajaki kemungkinan usaha telur asin tersebut. Sepertinya memang sangat menarik dan bisa diharapkan keuntungannya, jika kami benar-benar mau berusaha dengan baik. 

Namun sayangnya, lagi-lagi kesehatan suami saya lebih utama dibanding dengan usaha yang harus kami jalankan, sehingga kami berusaha hanya semampunya saja.

contoh pengemasan sesuai permintaan pelanggan (Dokumen Pribadi)
contoh pengemasan sesuai permintaan pelanggan (Dokumen Pribadi)
Bisnis telur asin yang akhirnya menjadi pilihan untuk bergantungnya kelangsungan hidup kami memang belum begitu besar. Penghasilan per minggu pun tidak lebih banyak dari satu juta. Namun, cukup untuk membuat dapur tetap mengepulkan asap. Alhamdulillah, ada saja pesanan yang datang di luar perkiraan kami sebelumnya.

Berawal dengan menitipkan 30 butir telur hasil asinan ke pedagang sayur keliling yang lewat depan rumah, waktu itu usaha kami sudah lebih berkembang lagi, per minggu bisa menjual 1500 butir. 

Seminggu sekali juga mengisi stok telur asin di salah satu supermarket dekat dengan rumah kami. Selain itu, juga menitipkan di beberapa warung kopi yang menjadi mitra usaha, serta melayani pesanan lain dari beberapa pelanggan yang sudah pernah merasakan hasil asinan kami.

Display di salah satu supermarket (Dokumen Pribadi)
Display di salah satu supermarket (Dokumen Pribadi)
Di samping telur asin matang, telur asin mentah pun ada yang memesannya untuk diolah menjadi pepes atau botok telur asin. Saat ini, menu makanan ini sangat diminati. Banyak ibu-ibu yang berusaha membuka peluang baru berjualan botok telur asin saat pandemi ini.

Namun sayang, meningkatnya permintaan telur asin tidak sebanding dengan produktivitas telur bebek saat musim penghujan. Iklim yang dingin ikut mempengaruhi kualitas telur bebek, selain jumlahnya menurun, besarnya telur juga menyusut. Hal ini menyebabkan pasokan atau persediaan telur mentah untuk diasin berkurang.

Akan tetapi, permintaan telur asin masih bisa dikendalikan. Bisa disiasati dengan mengatur jadwal pengiriman atau mengurangi jumlah kiriman ke tempat yang penjualannya sedikit lalu menambahkannya ke tempat yang banyak permintaannya.

Lagi-lagi, kesehatan suami menjadi faktor penentu, saat dia sakit dan harus opname maka seluruh aktifitas usaha nyaris terhenti. Sementara, jika harus menggaji orang lain sebagai tenaga tambahan, kami masih belum mampu.

Mau tidak mau, kami harus ikhlas menerima keadaan, usaha tetap jalan meski hanya di tempat. Penghasilan per minggu yang tidak lebih dari satu juta, toh masih bisa kami gunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan.

Jika dihitung secara logika, mungkin penghasilan tersebut memang masih jauh dan tidak sesuai dengan standar kebutuhan. Namun, nyatanya selalu ada rezeki tak terduga yang datang, entah pesanan yang tiba-tiba banyak, atau telur yang habis di warung dan di toko. 

Satu keyakinan kami, rezeki tidak pernah datang terlambat dan salah alamat, Allah telah mengatur segalanya jauh sebelum kami dilahirkan.

Ingin merasakan romantika beternak bebek dan usaha telur asin seperti saya? Silakan mencoba.

Salam, 

Sidoarjo, 5 Februari 2021
Any Sukamto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun