Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Fabel, Cinta Sepasang Lovebird

7 Januari 2021   23:21 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:23 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Siang itu, sepasang tangan yang kekar meletakkan sebuah kotak kayu ke dalam sangkar. Dilengkapi daun pinus kering dan sedikit serutan kayu agar suasana dalam kotak tersebut tetap hangat meski malam terasa dingin saat musim penghujan.

Satu per satu penghuni sangkar didatangkan. Pertama Bony, love bird betina dengan tingkahnya yang agresif. Lalu, si jantan Reno yang pendiam dan lebih banyak mengalah.

Keduanya belum saling mengenal, tetapi pemilik tangan kekar itu menginginkan mereka bersatu. Semua fasilitas dalam sangkar telah terpenuhi, mulai makanan lengkap siap santap, bilik bercinta, hingga sarang untuk bertelur dan mengerami pun telah siap.

Pada awalnya, Bony sangat malu berada dalam satu sangkar dengan Reno. Dia selalu menjaga jarak, tetapi urusan perut ternyata tak bisa ditunda. Tak jarang, Bony selalu makan lebih dulu. Reno hanya mengalah saat melihat Bony menghabiskan makanan. 

"Apa lihat-lihat? Lapar? Makan aja! Nggak usah kepo, ya!" sindir Bony, Reno hanya menanggapi dengan tersenyum. 

Pagi itu, Tuan bertangan kekar memberinya beberapa helai kangkung sebagai asupan gizi agar seimbang. Selain milet sebagai makanan utama, tak lupa juga jagung muda disediakan sebagai makanan tambahan. Sesekali vitamin tetes juga dicampurkan pada minuman.

Rasanya, aku tak perlu lagi berusaha untuk keluar dari sangkar dan terbang mencari makanan. Apa susahnya, sih, hidup dalam sangkar? Tinggal makan dan tidur, pikir Bony.

Suatu ketika, saat Bony berniat ingin makan jagung muda, langkahnya bersamaan dengan Reno si love bird pendiam. Segera Bony menghentikan langkah, dia tak ingin makan bersama dengan Reno yang baru dikenalnya.

Di luar dugaan, Reno pun mengurungkan langkahnya. Dia lebih memberi kesempatan kepada Bony untuk makan lebih dulu. Bony menangkap maksud hati Reno, dia juga menghentikan langkah dan memberi kesempatan pejantan tersebut makan lebih dulu.

"Silakan kalau mau makan dulu," tegur Bony.

"Terima kasih, ladies first," jawab Reno kalem sambil mempersilakan Bony.

"Enggak, kamu yang lebih dulu melangkah. Aku tadi nggak tahu arahmu, kamu aja dulu." Bony masih mengalah.

"Kalau begitu kita sama-sama, mau?" Reno berusaha adil, Bony pun mengangguk. 

Sejak saat itu, Reno dan Bony semakin dekat. Banyak hal yang telah dibicarakan oleh mereka. Tanpa sadar, benih-benih kasih mulai tumbuh, jaring-jaring asmara pun telah meringkusnya dalam satu ikatan cinta. Mereka sepakat menjalani hari berdua hingga ajal memisahkan.

"Bony, mulai saat ini kita akan selalu bersama. Aku akan berusaha melindungimu dengan segala kekuatan. Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku nanti?" tanya Reno dengan penuh harapan.

Bony hanya tertunduk malu, bulir bening mengalir dari sudut mata. Terpancar bahagia dari raut wajahnya. Inilah yang pertama sekaligus untuk terakhir kalinya, ia melabuhkan hati dan harapan pada sosok Reno.

"Aku bahagia, Reno, benarkah kau akan selalu mendampingiku? Kita lewati sisa usia kita berdua, dan mungkin nanti bersama buah hati kita, sudikah?" tanya Bony. Mereka lalu saling berpelukan.

Layaknya sepasang makhluk yang tengah dilanda cinta, hari-hari dilalui penuh dengan canda bahagia. Tak satu pun kesedihan yang mereka rasakan bahkan beban hidup seakan menyingkir oleh hadirnya cinta di antara mereka. Akhirnya, Bony mampu memberi bakal keturunan bagi Reno.

***

Setelah dua puluh lima hari berpuasa dan mengerami, si kecil pun  hadir di tengah Reno dan Bony, mereka tampak bahagia dengan kehadiran anak mereka yang pertama. Namun, Tuan bertangan kekar mengambil anak-anak mereka untuk dipisahkan. Bony sudah berusaha melindungi, tetapi ia lebih kuasa.

Hal itu berulang hingga anak kedua, Bony pun sakit hati. Ia jatuh sakit karena sangat merindukan kedua buah hatinya. Akibat beratnya beban pikiran, Bony mengalami kelumpuhan.

"Ikhlaskan saja, Bony, untuk apa kau sakiti dirimu sendiri. Biarlah anak-anakmu bahagia dengan jalannya sendiri," bujuk Reno.

"Tapi aku rindu pada anak-anakku. Aku ingin bertemu dengan mereka." Bony memohon pada Reno.

"Lihatlah keadaanmu, sampai kapan kau akan bertahan memikirkan mereka?" tanya Reno. Hening sesaat, mereka hanya saling pandang.

"Reno, aku kedinginan, maukah kau memelukku?" Reno lalu berusaha memberikan kehangatan pada Bony,

Namun, Tuhan punya kuasa atas semua makhluknya. Bony pergi dengan membawa kerinduannya pada kedua anakknya. Reno sendirian, kesepian. Tuan bertangan kekar lalu menguburkan Bony di suatu tempat.

"Tuhan, kini aku sendirian. Tanpa teman dan sanak saudara. Apa yang akan terjadi denganku selepas ini?" Reno mengeluh dalam doanya.

Suatu ketika, Tuan bertangan kekar bermaksud memberikan pasangan baru untuk Reno. Namun, hati Reno telah tertutup. Hal itu tak mampu membuka lagi hatinya yang telah mati, terkubur bersama jasad Bony.

"Tuan bisa menjodohkanku dengan betina mana pun. Tetapi Tuan tak akan mendapati aku berpaling dari cinta Bony. Biarlah aku tetap menyendiri hingga jasadku pun terkubur nanti," ucap Reno pada Tuan bertangan kekar. Andai saja Tuan itu tahu. 

Sidoarjo, 7 Januari 2021

Any Sukamto 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun