Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rindu dalam Keakuan

18 Oktober 2020   22:03 Diperbarui: 18 Oktober 2020   22:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Desir angin yang menabuh daunan 

Semilir sejuk mengembuskan aroma petrichor

Mendung yang menggelayut mesra
Seakan mengingatkan luka masa lalu

Tetiba kurasakan rindu yang kian membuncah
Tak bisa lagi kutepiskan segala alasan
Otakku hilang, pikiranku melayang
Hanya ada bayangmu dan sebentuk senyum yang tertinggal di mata

Meski logikaku berkata jangan, tetapi kita harus bicara
Ah, itu berarti kau yang akan menang
Egomu tetap akan bertahan dalam kesombongan
Berarti aku yang harus mengalah

Mengapa kita harus begini
Saling mencintai tetapi selalu menyakiti
Tak adakah sedikit iba di hatimu
Tak bisakah sedikit merendah untuk perasaanmu

Aku tahu kau pun memendam rindu
Aku bisa merasakan kau pun terluka
Rindu yang kita punya telah memenjarakan rasa
Cinta yang kita simpan telah berubah dendam

Sampai kapan kita harus begini
Tersiksa karena cinta yang kita miliki
Sampai kapan keakuan akan bertahan
Mengubur rindu dalam kebencian

Any Sukamto 


Kota Udang, 18 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun