Desir angin yang menabuh daunanÂ
Semilir sejuk mengembuskan aroma petrichor
Mendung yang menggelayut mesra
Seakan mengingatkan luka masa lalu
Tetiba kurasakan rindu yang kian membuncah
Tak bisa lagi kutepiskan segala alasan
Otakku hilang, pikiranku melayang
Hanya ada bayangmu dan sebentuk senyum yang tertinggal di mata
Meski logikaku berkata jangan, tetapi kita harus bicara
Ah, itu berarti kau yang akan menang
Egomu tetap akan bertahan dalam kesombongan
Berarti aku yang harus mengalah
Mengapa kita harus begini
Saling mencintai tetapi selalu menyakiti
Tak adakah sedikit iba di hatimu
Tak bisakah sedikit merendah untuk perasaanmu
Aku tahu kau pun memendam rindu
Aku bisa merasakan kau pun terluka
Rindu yang kita punya telah memenjarakan rasa
Cinta yang kita simpan telah berubah dendam
Sampai kapan kita harus begini
Tersiksa karena cinta yang kita miliki
Sampai kapan keakuan akan bertahan
Mengubur rindu dalam kebencian
Any SukamtoÂ
Kota Udang, 18 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H