Jelasnya begini, untuk mendapatkan bahan baku telur, kami harus membeli dari peternak, butuh modal 1. Telur tersebut belum bisa kami jual jika belum 8 hari, baru bisa dijual jika sudah masir.Â
Artinya jika kami ingin segera jualan lagi harus punya stok agar tidak menunggu 8 hari lagi. Belanja bahan baku lagi kan? Berarti butuh modal 2. Dan karena kami lebih banyak menitipkan penjualannya pada warung-warung atau supermarket dengan sistem konsinyasi, berarti tidak bisa langsung dibayar dan harus menunggu tanggal jatuh tempo. Modal tertahan lagi kan?Â
Di sini butuh modal 3 untuk menjaga stabilitas usaha agar bisa berkesinambungan. Bisa menjual tiap hari dan mengambil tagihan tiap hari juga. Meski dari toko atau warung yang berbeda. Juga untuk persediaan pelanggan lain yang biasa pesan atau yang tiba-tiba telepon minta dikirim.Â
Bahkan, ada juga yang pesan setelah itu langsung transfer pembayaran melalui nomor rekening. Padahal masih untuk minggu depan.Â
Bersyukur saja masih bisa memanfaatkan teknologi untuk kemudahan beriklan untuk memasarkan produk sekaligus bertransaksi melalui cara digital.Â
Didukung fasilitas perbankan yang memadai hingga memudahkan transaksi. Tak harus bertemu langsung tetapi uang sudah di nomor rekening. Tak harus mengirim langsung tetapi barang sudah di tempat pemesan.Â
Mungkin hanya perlu datang sekali di hadapan Customer Service untuk menandatangani kesepakatan, setelah itu pembayaran bisa dilakukan dengan pemotongan rekening.Â
Selagi punya nomor rekening dan gawai yang mendukung, sewaktu-waktu transaksi bisa dilakukan. Kebetulan, selain usaha telur asin, saya juga mencoba reseller beberapa produk pakaian dan perhiasan. Apa pun yang sekiranya laku dan menghasilkan uang halal, saya usahakan sebaik mungkin.Â
Jadi, jika ditanya tentang produk keuangan, beberapa diantaranya kami sudah memanfaatkan kemudahan dan kegunaan produk tersebut. Meskipun tidak sebesar yang lain, tetapi pernah memanfaatkannya.Â
Produk-produk seperti asuransi, simpan pinjam, kredit usaha, transaksi elektronik lain juga pernah kami manfaatkan. Namun, ada rasa khawatir juga ketika membaca di media masa tentang adanya pembobolan rekening di salah satu bank.Â